Perlindungan Hutan Sumber Api dan Kebakaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hutan sangat penting untuk keberlangsungan
hidup umat manusia, karena itu hutan harus dilestarikan baik dari segi peranan
maupun fungsi-fungsinya. Salah satu yang menyebabkan terganggunya fungsi
hutan adalah bila terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan mengakibatkan
kerusakan yang besar di bandingkan dengan
kerusakan yang disebabkan oleh faktor
lainnya. Kebakaran hutan dapat terjadi baik yang disebabkan oleh manusia maupun
oleh faktor alam. Penyebab kebakaran dari faktor manusia yaitu penyebab yang paling besar karena
adanya kebutuhan akan lahan untuk pemukiman dan perladangan serta adanya unsur kesengajaan dalam
membuang puntung rokok. Selain
dari ulah manusia faktor dari alam juga merupakan salah satu penyebab kebakaran.
Indonesia memiliki dua musim yang sangat mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
hutan karena musim kemarau panjang yang menyebabkan banyaknya berkurangnya
kadar air pada hutan sehingga terjadi gesekan-gesekan (kayu atau bambu) yang
terjadi karena adanya pergerakan yang disebabkan oleh angin menimbulkan
percikan api ditambah dengan berkurangnya kadar air yang kurang dari 30% maka
terjadilah kebakaran hutan. Berdasarkan
penelitian dan pengamatan seorang penulis selama lebih kurang 10 tahun
menggeluti kebakaran hutan baik di HTI maupun di hutan alam, dapat dikatakan
99% penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah berasal dari ulah manusia yang
belum diketahui motifnya apakah unsur kesengajaan ataukah akibat kelalaian
manusia itu sendiri. Selain itu,
sumber api yang diduga kuat menyebabkan kebakaran adalah puntung rokok.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui sejauh mana gesekan bambu maupun gesekan
kayu dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.
2.
Untuk menguji sejauh
mana puntung rokok dapat menimbulkan terjadinya kebakaran hutan.
BAB II
METODOLOGI
1. Pengujian gesekan
bambu dan gesekan kayu
Bahan dan Alat :
1. Dua Batang Bambu
2. Dua Batang Kayu
3. Alat Pengukur Kayu
Cara : Gesekkan 2
buah bambu dalam waktu yang telah ditentukan dan gesekan 2 buah kayu dalam
waktu yang telah ditentukan juga. Waktu yang telah ditentukan 1 menit, 5 menit,
dan 10 menit. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga kali pengulangan setiap
waktunya.
2. Pengujian puntung
rokok
Bahan dan Alat :
1. Rokok
2. Serasah pinus ± 20 gr
3. Alat Pengukur Waktu
4. Timbangan
5. Korek Api
Cara : Hidupkan
rokok yang tersedia lalu jatuhkan dengan sengaja di atas serasah-serasah lalu
amati dalam beberapa waktu yang telah ditentukan. Pengujian pertama dengan satu
buah rokok di atas serasah lalu pengujian kedua 2 buah rokok di atas serasah
dan 2 rokok yang disatukan apinya di atas serasah.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Pengaruh
gesekan kayu terhadap penyebab kebakaran hutan
Tabel 2. Pengaruh
sumber api terhadap penyebab kebakaran hutan
Jenis Bahan Bakar
|
Perlakuan
|
||
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
|
Kayu
|
Hangat, tidak
menyala
|
Lebih hangat,
tidak menyala
|
Panas, tidak
menyala
|
Bambu
|
Hangat,
tidak menyala
|
Lebih
hangat, tidak menyala
|
Panas
(lebih panas dari kayu), tidak menyala
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1 Rokok
|
Pada menit ke 1
serasah mulai terbakar karena ada bara api selama 20 detik.
|
2 Rokok
|
Pada menit ke 1 serasah mulai terbakar
selama 25 detik, rokok pertama padam pada menit ke 3.
|
2 Rokok disatukan
|
Pada menit ke 1,
menit ke 7 dan menit ke 9 mulai ada bara api, pada menit ke 1 menyala selama
15 detik, menit ke 7 menyala selama 10 detik, pada menit ke 9 menyala selama
30 detik.
|
3.2 Pembahasan
Praktikum ini menjelaskan tentang penyebab dan sumber dari kebakaran hutan.
Apabila kita lihat berdasarkan sumbernya, sumber api kebakaran hutan dapat
terjadi secara alami dan secara buatan (disebabkan manusia). Secara alami,
sumber api kebakaran dapat terjadi karena adanya petir dan letusan gunung berapi.
Sedangkan secara buatan (disebabkan manusia) dapat terjadi karena bara sisa api
unggun dan pembukaan lahan dengan sengaja membakar hutan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Perlakuan pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menguji secara
langsung mengenai sejauh mana gesekan antara dua batang bambu atau dua batang
kayu dapat menyebabkan kebakaran pada hutan. Sesuai apa yang telah
kita uji pada praktikum ini dan berdasarkan apa yang tercantum pada lampiran
hasil yang telah kita buat, terbukti bahwa gesekan antara dua batang bambu atau
kayu yang telah kita uji selama sembilan kali pengujian yang masing-masing
yaitu digesekkan selama satu menit (tiga kali pengujian), selama lima menit
(tiga kali pengujian), dan sepuluh menit (tiga kali pengujian), dapat
dibuktikan bahwa gesekan antar dua batang bambu ataupun kayu selama apapun kita
menggesekkan pada saat praktikum, tidak akan menyebabkan terjadinya api atau
munculnya api yang bisa menyebabkan kebakaran hutan. Hal ini dikarenakan
kekuatan gesekan bambu dan kayu tidak begitu kuat untuk menimbulkan api karena
energi panas yang ditimbulkan sangat kecil. Akan tetapi, hal yang berkebalikan
(menimbulkan api dari hasil gesekan) dapat saja terjadi meskipun itu hanya
kemungkinan kecil, apabila kekuatan gesekan yang kita buat sangat keras dan kuat
sehingga energi panas yang dihasilkan dari gesekan tersebut cepat panas dan
akhirnya dari panas tersebut dapat saja menimbulkan api. Kekuatan gesekan dan
energi panas yang dihasilkan akibat gesekan dalam hal ini menjadi salah satu
syarat utama terjadinya sumber api kebakaran hutan. Namun, apabila kita melihat
bagaimana proses gesekan secara alami di hutan terjadi, energi panas yang
ditimbulkan akibat dua bambu atau kayu sangat kecil karena kekuatan gesekan
alami dua kayu atau bambu yang bersinggungan sangat kecil dan sangat sedikit
kemungkinan untuk menimbulkan api.
Perlakuan selanjutnya yang kita lakukan pada praktikum ini, adalah menguji
sejauh mana bara api dari puntung rokok menimbulkan api dan menyebabkan
kebakaran hutan. Sesuai yang kita uji secara langsung masing-masing selama
sepuluh menit, dapat dibuktikan bahwa puntung rokok yang kita simpan pada
serasah pinus yang sudah kering pada perlakuan pertama yaitu satu puntung rokok
hasilnya tidak menimbulkan bara api yang nantinya dapat menimbulkan kebakaran.
Begitu pula pada perlakuan kedua (dua puntung rokok secara bersamaan disimpan
tetapi berbeda tempat) dan perlakuan ketiga (dua puntung rokok secara bersamaan
disimpan dan diletakkan pada satu tempat) tidak menghasilkan bara api selama
sepuluh menit pengamatan. Hal ini dikarenakan bara api dari puntung rokok tidak
begitu kuat untuk membakar serasah yang ada meskipun serasah tersebut sangat
kering. Kekuatan bara yang dihasilkan dapat menjadi salah satu indikator
terjadinya api pada serasah. Selain itu, pengaruh lain seperti kelembaban udara
dan tingkat kekeringan serta jenis serasah dapat juga menjadi salah satu
indikator terjadinya sumber api. Jika bara api yang ditimbulkan sangat kuat,
maka tidak menutup kemungkinan serasah tersebut akan segera terbakar dan
menimbulkan api yang menyebabkan kebakaran pada hutan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada
pembahasan yang telah dikemukakan dan menjawab tujuan praktikum yang ada, dapat
disimpulkan bahwa gesekan antara dua batang kayu atau bambu tidak dapat
menimbulkan api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran karena kekuatan
gaya gesek dan energi panas yang dihasilkan tidak begitu kuat. Selanjutnya,
bara sisa dari puntung rokok juga dalam hal ini tidak dapat menimbulkan api
karena kekuatan bara yang ditimbulkan kedua puntung rokok tidak begitu besar
dan kuat sehingga kecil kemungkinan menyebabkan terjadi api kebakaran hutan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.