METODE MUSLE SEBAGAI PENDUGA LAJU EROSI
LAPORAN HIDROLOGI HUTAN
METODE MUSLE SEBAGAI PENDUGA LAJU EROSI
Oleh:
Kelompok 2
Venza Rhoma Saputra E14110024
Risza Maya Verdilla E14110030
Tendy Setyo Noveliyono E14110050
Andri Sepian E14110082
Rachma Aprillia Utami E14110096
Yudha Bayu Jati Nugroho E14110116
Ayu Listiana E14110121
LABORATORIUM
HIDROLOGI HUTAN DAN DAS
DEPARTEMEN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Pengertian Metode MUSLE
(Modified Universal Soil Loss Equation)
Salah
satu metode yang digunakan untuk menduga laju sedimentasi adalah metode MUSLE
(Modified Universal Soil Loss Equation). Metode
MUSLE (Modified Universal Soil
Loss Equation) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menduga laju
sedimentasi yang merupakan metode yang
dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yakni metode USLE (Universal
Soil Loss Equation). Metode MUSLE dapat
menduga laju sedimentasi dengan cukup baik.
MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai trigger penyebab terjadinya erosi melainkan
menggunakan faktor limpasan permukaan sehingga MUSLE tidak memerlukan faktor
sediment delivery ratio (SDR). Faktor limpasan permukaan mewakili energi yang
digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen.
Digunakan
Untuk Menduga Apa
Metode MUSLE digunakan untuk menduga besarnya erosi yang terjadi di suatu Sub DAS
dengan berbagai jenis penutupan lahan. Metode MUSLE berbeda dengan metode USLE
dalam menduga besar erosi yang terjadi.Metode MUSLE tidak menggunakan faktor
energi hujan sebagai faktor penentu besarnya erosi, namun faktor limpasanlah
yang menentukan besarnya erosi. Data limpasan yang digunakan sebagai input
dalam metode MUSLE diperoleh dari hasil
optimasi aplikasi model tangki.
Siapa yang
Mengembangkan Pertama Kali
MUSLE
merupakan modifikasi dari model penduga erosi Universal Soil Loss Equation
(USLE) yang merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran
Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian, Departemen Penelitian
Amerika Serikat (USDA) bekerja sama dengan Universitas Purdue pada tahun 1954.
Data Apa Saja yang Dibutuhkan
Data yang
dibutuhkan pada perhitungan Metode Musle tidak jauh berbeda dengan Metode Usle
yaitu Faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor kelerengan,
faktor kemiringan lereng, faktor penggunaan lahan, dan faktor konservasi tanah.
Namun dalam Metode Musle diperhitungkan penggunaan faktor energi hujan sebagai
pemacu penyebab terjadinya erosi.
Bagaimana Perhitungannya
Pada kebanyakan daerah
aliran yang cukup luas, selama erosi juga terjadi pengendapan dalam proses
pengangkutan. Hasil endapan dipengaruhi oleh limpasan permukaan. Oleh karena
itu Williams (1975) mengadakan modifikasi PUKT untuk menduga hasil endapan dari
setiap kejadian limpasan permukaan, mengganti indeks erosivitas (R) dengan
indeks erosivitas limpasan permukaan (RW). Persamaan menurut
Williams (1975) sebagai berikut :
Rw =
(2.7)
Dimana :
Rw = limpasan
permukaan (Mj. Cm. ha
. Jam
.Tahun
)
Vo = volume
aliran (m³)
Qp = debit
aliran puncak (m3/detik)
Untuk
memperoleh nilai Rw (Andawayanti, 1988 : 47) diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1.Dihitung
Tc (Waktu Konsentrasi Limpasan Maksimum), dengan menggunakan
persamaan Bransby dan Williams.
Tc =
(2.8)
Dimana :
Tc = waktu
konsentrasi limpasan maksimum (jam)
L = panjang
sungai (m)
S = kemiringan
sungai
As = luas
daerah pengaliran (km2)
2.Mencari Nilai Rerata
Total Curah Hujan Maksimum Bulanan (mm).
3.Menghitung Intensitas
Curah Hujan (I) dengan menggunakan persamaan :
I =
Dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
CHMaks = curah hujan harian maksimum (mm/jam)
Tc = waktu konsentrasi limpasan maksimum (jam)
4.Menghitung Debit Aliran
Puncak dengan menggunakan persamaan :
Qp =
(2.10)
Dimana :
Qp = debit
aliran puncak (m3/detik)
C = koefisien
pengaliran
I = intensitas
hujan (mm/jam)
As = luas
daerah pengaliran (km2)
5.Menentukan Nilai MS,
BD,RD dan
6.Menentukan
Nilai Rc, dengan menggunakan persamaan :
Rc = 1000
x MS x BD x RD x
Dimana :
Rc = Kapasitas
penyimpangan lengas tanah
MS = Kandungan
lengas tanah pada kapasitas lapang
BD = Berat
jenis volume lapisan tanah atas
RD = Kedalaman
perakaran efektif
Untuk
tanaman keras = 0,10 Untuk padi – padian dan
rumput = 0,05
Et/Eo = Perbandingan
antara evaporasi aktual (Et) dan evaporasi
potensial (Eo)
7. Mencari Nilai Rerata Jumlah Hari Hujan (Rn)
dan Rerata Total Curah Hujan Bulanan (R)
8. Mencari Nilai R0 dengan
persamaan :
R0 =
Dimana :
Ro = jumlah
hujan perhari
R = rerata
total curah hujan bulanan (mm)
Rn = rerata
jumlah hari hujan (hari)
9. Menghitung V0 dengan persamaan :
V0 =
(2.13)
Dimana :
Rc = erositas
rencana
R = jumlah
hujan tahunan (mm)
Ro = jumlah
hujan perhari (mm/hari)
Vo = volume
aliran (m3)
Bagaimana
Kelebihan dan Kekurangan Model
Meninjau metode MUSLE masih dikembangkan berdasarkan metode erosi
bersekala plot menyebabkan kelemahan-kelemahan yang ada pada metode USLE sama
dengan kelemahan yang terdapat pada metode
tersebut. Berikut kelemahan USLE yang
ada pada MUSLE juga, beberapa ilmuwan
menyatakan beberapa kelemahan dari USLE, diantaranya adalah model tersebut dinilai tidak efektif
jika diaplikasikan di luar kisaran kondisi
dimana model tersebut dikembangkan. Adaptasi model tersebut pada lingkungan yang baru memerlukan investasi sumber daya
dan waktu untuk mengembangkan database yang
dibutuhkan untuk menjalankannya (Nearing et al.,
1994)
Sedangkan kelebihannya
sebagai berikut Meskipun disadari adanya beberapa kelemahan/keterbatasan dari
model- model empiris,khususnya USLE, sampai saat ini telah dan masih
diaplikasikan secara luas di seluruh dunia, karena model tersebut mudah
dikelola, relatif sederhana dan jumlah masukan atau parameter yang dibutuhkan
relatif sedikit dibandingkan dengan model-model lainnya yang bersifat lebih
kompleks (ICRAF, 2001; Schmitz dan Tameling, 2000)
Daftar Pustaka
Andawayanti U. 1988.
Analisis Erosivitas Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu. Yogyakarta :
UGM Press
ICRAF (International
Center for Research AgroForestry). 2001. Modelling Erosion at Different Scales,
Case Study in The Sumber Jaya Watershed, Lampung, Indonesia. Internal Report (Unpublished). Bogor. 84p
Nearing MA, Lane LJ and Lopes VL.
1994. Modelling Soil Erosion. In: Lal, R. (ED). Soil Erosion
Methods. Soil and Water Conservation Society. Florida. P: 127 – 158
Schmitz, Tameling.
2000. Modelling erosion at different scales, Case Study in the Sumber Jaya
Watershed, Lampung, Indonesia
Williams, J.R. 1975. Sediment Yield Prediction with USLE using runoff
Energy factor. In Present and Perspective Technology for Predicting Sediment Yield
and Sources. Proceeding of Sediment Yield Workshop USDA, Sediment Laboratory,Oxford
Mississippi, Nov. 28-30. pp. 244-252
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.