LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341) PEMELIHARAAN DAN SELEKSI BIBIT KELAPA SAWIT
LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN
PERKEBUNAN (AGH 341)
PEMELIHARAAN DAN SELEKSI BIBIT KELAPA SAWIT
Oleh : Kelompok 10
1.
Essy Emiati A24110011
2.
Adelina Ratnasari A24110047
3.
Burhan Efendi A24110064
4.
Nur Melasari A24120063
5.
Yudha BJ Nugroho E14110116
Dosen Praktikum
1.
Ani Kurniawati
2.
Hariyadi
DEPARTEMEN
AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS
PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan komoditas
utama tanaman perkebunan Indonesia
karena nilai ekonominya tinggi. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil
minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya
(kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Oleh karena itu, diperlukan
bibit unggul agar produktivitas kelapa sawit Indonesia dapat ditingkatkan. Saat
ini jenis kelapa sawit yang banyak dibudidayakan adalah Tenera. Tenera memiliki
cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21-23%.
Tenera merupakan hasil persilangan Dura (memiliki cangkang tebal (3-5 mm),
daging buah tipis, dan rendemen minyak 15-17 %) dengan Pesifera (memiliki
cangkang sangat tipis, daging buah tebal, biji kecil dan rendemen minyak tinggi
23-25%) (Sastrosayono 2007, Amal 2013). Harga untuk satu kecambah kelapa sawit
unggul dapat mencapai Rp 15.000,00 sehingga seleksi bibit sangat diperlukan
agar produksi buah tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan maksimal.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pembibitan dapat dilakukan dengan
satu tahap atau dua tahap. Pembibitan satu tahap dengan mengecambahkan kelapa
sawit di polybag besar secara langsung atau langsung di main nursery. Pembibitan dua tahap dimulai dengan pre nursery di lanjutkan dengan main nursery. Pada pre nursery dilakukan dua tahap yaitu seleksi pertama dan seleksi
kedua. Seleksi pertama dilakukan saat tanaman kelapa sawit berumur 2-4 minggu
setelah tanam. Seleksi tanaman yang kedua dilakukan saat tanaman kelapa sawit
sesaat sebelum dipindahkan ke main
nursery yaitu pada umur 3-3,5 bulan. Pada tahap ini tanaman kelapa sawit
yang abnormal, mati/rusak saat perngangkutan dan kelainan genetik harus
dimusnahkan.
Pembibitan utama (main nursery) dilakukan selama 10-12
bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di prenursery dan 9-11 bulan di main nursery) (Sunarko 2009, Amal 2013).
Seleksi pada main nursery dilakukan sebanyak 3 kali yaitu saat bibit berumur 24
minggu, 32 minggu, dan 48 minggu. Agar dihasilkan bibit kelapa sawit dengan
kondisi baik, pemeliharaan-pemeliharaan perlu dilakukan. Pemeliharaan tersebut
meliputi penyiraman rutin, pengendalian gulma di dalam polybag dan di gawangan,
pengendalian hama penyakit sesuai keperluan serta pemupukan. Penyiraman
dilakukan setiap hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat pukul
06.00-10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00. Volume air yang disiramkan
sekitar 0,25-0,5 liter per bibit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut
rumput-rumput yang tumbuh di polybag menggunakan tangan. Penyiangan
dilaksanakan dua minggu sekali. Pemupukan pada pre nursery diaplikasikan melalui daun sedangkan pada main nursery, pemupukan diaplikasikan di
tanah.
Tujuan
Setelah
melakukan praktikum ini mahasiswa dapat:
1.
Memelihara dan menyeleksi bibit di pre nursery
2. Menanam
atau memindahkan bibit dari pre nursery ke main
nursery
3. Memelihara
dan menyeleksi bibit di main nursery
TINJAUAN PUSTAKA
Pembibitan utama (Main Nursery) merupakan tahap kedua dari sistem
pembibitan double stage yang berlangsung 6-9 bulan. Main nursery merupakan
kegiatan transplanting/pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery (Pahan
2006). Dilakukan ketika bibit sudah berusia 3-4 bulan atau ketika bibit sudah
memiliki 4-5 helai daun. Keberhasilan rencana penanaman dan produksi ditentukan
oleh pelaksanaan pembibitan utama dan kualitas bibit yang dihasilkan.
Main nursery ini perlu menyediakan tempat tanamnya berupa polybag, yakni
kantong plastik berwarna hitam dengan ukuran lebar 37-40 cm, panjang 50 cm, dan
tebal 0,02 cm. Jarak tanam berukuran 90cmx90cmx 90cm dengan estimasi satu hektar
ditempatkan 10.000-12.000 bibit. Media tanam yang digunakan pada main nursery
adalah top soil yang memiliki struktur remah dan gembur. Polybag diisi dengan
media tanam hingga penuh dan padat. Pemindahan tanaman dari pre nursery ke main
nursery dengan cara membuat lubang di polybag seukuran dengan diameter polybag
pre nursery. Kemudian sobek polybag pre nursery menggunakan pisau secara
hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut
(Setyamidjaja 1991).
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Perawatan yang diperlukan pada saat pembibitan Main nursery diantaranya
adalah (Sunarko 2007) :
1. Penyiraman
Kebutuhan air pada pembibitan utama
sekitar 2 liter/hari/polybag. Bibit disiram dua kali sehari, yakni pada pagi
dan sore hari. Jika curah hujan lebih besar dari 9 mm/hari, penyiraman tidak
perlu dilakukan.
2. Penyiangan
Penyiangan saat pembibitan utama
dilakukan di sekitar polybag dan di dalam polybag. Penyiangan dilakukan secara
manual, yakni dengan cara mencabut gulma menggunakan tangan dengan rotasi 2
minggu sekali.
3. Pemberian
mulsa
Pemberian mulsa dilakukan dengan
meletakkan sisa tanaman atau cangkang kelapa sawit di sekeliling bibit setelah
bibit berumur dua bulan dengan ketebalan 1 - 2 cm.
4. Pemupukan
Pupuk yang digunakan pada pembibitan
utama adalah pupuk majemuk N-P-K-Mg (15-15-6-4) hingga berumur sekitar lima
bulan. Selanjutnya diberi pupuk N-P-K-Mg (12-12-17-2).
5. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama pada saat pembibitan utama
diantaranya kumbang apogonia, belalang, ulat api, keong, dan tikus.
Pengendalian kumbang apogonia, belalang, dan ulat api dilakukan dengan
menyemprotkan pestisida Sevin 0,15% (1,5 gram/liter air). Keong dan tikus
masing-masing dapat diberantas dengan manual (menggunakan tangan) dan racun
tikus.
Penyakit yang sering dijumpai pada
pembibitan utama yaitu Anthracnosa dan Curvularia. Bibit yang terserang
Anthracnosa memiliki gejala seperti daun mengering dari ujung ke tepi.
Pengendaliannya, menggunakan fungisida Mancozeb 0,1% (1 gram/liter air) dengan
rotasi penyemprotan dua kali seminggu. Penyakit yang sering dijumpai pada
pembibitan utama yaitu Anthracnosa dan Curvularia. Bibit yang terserang
Anthracnosa memiliki gejala seperti daun mengering dari ujung ke tepi.
Pengendaliannya, menggunakan fungisida Mancozeb 0,1% (1 gram/liter air) dengan
rotasi penyemprotan dua kali seminggu. Pengendaliannya dilakukan dengan
memotong daun yang sakit dan membakarnya atau menyemprotkan fungisida Kaptafol
0,2% (2 gram/liter air) dengan rotasi dua minggu sekali.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
METODOLOGI
Waktu dan
Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di Lahan pre nursery kelapa sawit Kebun Percobaan Cikabayan
IPB pada hari Selasa 18 Februari 2014 pukul 07.00 – 10.00 WIB
Bahan dan
Peralatan
Bahan praktikum adalah bibit
kelapa sawit di main nursery, pupuk
urea, KCl, SP-36, dan dolomit. Alat yang digunakan adalah cangkul, ember,
penggaris, meteran, alat tulis/gambar.
Metode
Adapun prosedur kerja yang
dilakukan ada beberapa tahap yaitu :
1. Penyiraman
dilakukan tiap hari pagi dan sore masing-masing dengan 1 liter air per bibit,
apabila tidak terjadi hujan di hari sebelumnya atau terjadi hujan tetapi
jumlahnya kurang dari 10 mm.
2. Pengendalian
gulma dilakukan secara rutin 2 minggu sekali terhadap seluruh gulma yang ada di
dalam polybag dan di lahan sekitar polybag hingga bersih
3. Pemupukan
dilakukan secara tepat sesuai waktu, dosis, dan jenis seperti pada Tabel 1
4. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan secara rutin dengan insektisida dan fungisida yang
sesuai
5. Pada
umur 24, 32, dan 48 minggu seleksi bibit di main nursery dilakukan dengan
mengacu pada Gambar 1.2. Bibit yang abnormal ditandai dan dipisahkan.
Tabel 1. Dosis dan waktu pemupukan bibit kelapa sawit
di main nursery
Umur
(minggu)
|
Dosis
pupuk (g/bibit)
|
||||
Urea
(N)
|
SP-36
|
KCl
|
Kiserit
(Mg)
|
Total
|
|
18
|
1.82
|
1.36
|
1.36
|
0.46
|
5.0
|
20
|
1.82
|
1.36
|
1.36
|
0.46
|
5.0
|
22
|
3.64
|
2.73
|
2.73
|
0.9
|
10
|
24
|
3.64
|
2.73
|
2.73
|
0.9
|
10
|
26
|
3.64
|
2.73
|
2.73
|
0.9
|
10
|
28
|
3.64
|
2.73
|
2.73
|
0.9
|
10
|
30
|
5.45
|
4.09
|
4.09
|
1.37
|
15
|
32
|
5.45
|
4.09
|
4.09
|
1.37
|
15
|
34
|
5.45
|
4.09
|
4.09
|
1.37
|
15
|
36
|
5.45
|
4.09
|
4.09
|
1.37
|
15
|
38
|
7.27
|
5.45
|
5.45
|
1.83
|
20
|
40
|
7.27
|
5.45
|
5.45
|
1.83
|
20
|
42
|
7.27
|
5.45
|
5.45
|
1.83
|
20
|
44
|
7.27
|
5.45
|
5.45
|
1.83
|
20
|
46
|
10.91
|
8.17
|
8.17
|
2.75
|
30
|
48
|
10.91
|
8.17
|
8.17
|
2.75
|
30
|
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan HOK
1. Pengendalian
gulma
Diketahui :
Jumlah pekerja 2 orang
Waktu 0,25 jam
Jawab :
|
||||||||||||||
2. Pemupukan
Diketahui :
Jumlah pekerja 1 orang
Waktu 3 menit
Jawab :
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pembahasan
PRE NURSERY
|
||
Naungan
|
-
Areal persemaian harus dibersihkan dari gulma.
-
Membuat naungan terbuat dari paranet setinggi 2 m dari
tanah/ membuat dengan pelepah sawit atau alang-alang.
|
|
Media Tanam
|
-
Tanah yang digunakan sebaiknya tanah lapisan atas (top
soil), yang gembur, subur, bersih dari potonga kayu serta mengandung bahan
organik.
-
Bebas dari
penyakit.
-
Sebelum di masukkan ke baby bag, sebaiknya tanah di ayak
terlebih dahulu dan dicampur dengan pupuk.
|
|
Plastik Babybag
|
-
Babybag yang digunakan untuk pre
nursery sebaiknya mempunyai ukuran 15 cm x 20 cm, tebal 0,10 mm
denganlubang perforasi sebanyak 18 buah untuk mengatur drainase, diameter +0,4
cm, jarak antar lubang 7 cm.
|
|
Layout Persemaian
|
-
Babybag disusun rapat dan rapih membentuk bedengan dengan ukuran
12 kantong melebar dan panjangnya tergantung dari jumlah bibit.
-
Pinggir bedengan diberi pelang kayu supaya babybag tidak tumbang.
-
Antara bedengan dibuat jalan kontrol selebar + 50
cm memanjang persemaian.
-
Setiap bedengan dilengkapi papan nama yang berisi nomor
katagori, jumlah dan tanggal persemaian.
|
|
Penyiraman
|
-
Seminggu sebelum kecambah ditanam, babybag berisi tanah disiram tiap hari.
-
Babybag harus disiram sampai jenuh setiap hari untuk memastikan
kebasahan tanah memadai, namun jangan sampai air tergenang.
|
|
MAIN NURSERY
|
||
Media Tanam
|
-
Pengisian polybag adalah tanah lapisan atas (top soil)
yang gembur, subur dan tidak mengandung penyakit seperti ganoderma.
-
Tanah yang digunakan sebelumnya diayak dan dicampur
dengan pupuk
|
|
Plastik Polybag
|
-
Plastik standar yang disarankan berukuran 42,5 cm x 50 cm,
tebal 0,20 mm, dengan lubang drainase berdiameter 0,4 cm sebanyak 80 lubang
dengan jarak antar lubang mencapai 7 cm
-
Polybag ini bakal digunakan hingga bibit berumur 12 bulan.
-
Pengisian polybag
main nursery harus dimulai selambat-lambatnya sewaktu kecambah sudah
sampai kebun. Dilakukan supaya tanah dalam kantong cukup padat.
-
Pemesanan kantong harus dilebihkan 5% dari kebutuhan.
-
Tiap kantong isinya + 20 kg tanah sampai setinggi
+ 1 cm dari bibir kantong (setelah padat turun menjadi + 3 cm).
-
Waktu pengisian tanah sambil di guncangkan supaya padat.
-
Tanah yang digunakan jangan tanah basah dan bergumpal.
-
Polybag yang sudah terisi tanah ditempatkan serta diatur
di areal pembibitan dengan jarak 90 cm x 90 cm x 90 cm (segitiga sama sisi).
-
Buat lubang dengan pipa ditengah polybag (sesuai ukuran babybag),
lantas bibit dari babybag di
pindahkan ke polybag.
|
|
Layout Pembibitan
|
-
Jarak antara polybag 90 cm x 90 cm x 90 cm.
-
Persiapan penanaman di polybag juga harus dipisahkan
menurut tanggal yanam dan nomor katagori yang telah disiap pada saat pre
nursery.
-
Guna menghindari terjadinya pencampuran setiap kelompok
katagori harus dibuat papan nama yang berisi tanggal tanam (tanggal saat
pemindahan dari babybag ke polybag) dan nomor katagori.
|
|
Pembibitan
kelapa sawit biasanya memerlukan waktu selama 12 bulan sampai siap ditanam ke
lapangan, yang terdiri dari 2 tahap yaitu 3 bulan pembibitan awal (pre-nursery)
dan 9 bulan pembibitan utama (main-nursery). Terkadang pembibitan kelapa sawit
ada yang lebih dari 12 bulan berhubung terlambat dipindah ke lapangan, karena
beberapa pertimbangan (Siregar dan Purba, 1992).
Perawatan
tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa
produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukkan terhadap tanaman semata,
tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi
penyulaman, penanaman tanaman sela, pemberantasan gulma, pemangkasan,
pemupukan, kastrasi dan penyerbukan buatan (Syamsulbahri, 1996).
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pada
saat akan ditanam, sebaiknya memilih bibit yang baik dari main nursery
dengan ciri; bibit sehat dan cagur, pertumbuhan seragam dengan yang lain, tidak
terserang penyakit, daun kuat dan tidak menguning, serta telah ada pelepah daun
yang pecah. Pengambilan bibit di main nursery sebaiknya dilakukan
dengan cara diputar karena akar bibit dimungkinkan telah menembus tanah melalui
lubang polybag. Penanaman ini sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan
sehingga tanah cukup lembab dan baik untuk petumbuhan tanaman kelapa.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum penanaman bibit adalah jarak tanam
yang akan digunakan, pembuatan lubang tanam, dan teknik pemindahan bibit ke
lahan.
Tanaman
kelapa memerlukan jarak tanam yang tepat, yaitu jarak tanam yang memungkinkan
daun-daun dari dua tanaman kelapa dewasa yang tumbuh berdampingan tidak
bersentuhan, serta jarak tanam yang cukup lebar. Jika jarak tanam yang dibuat
terlalu sempit akan berakibat meningkatnya kelembaban, meningkatnya serangan
cendawan, dan etiolasi.
Menurut
sebuah penelitian,jarak tanam untuk kelapa genjah yang tepat adalah 7 m dan
untuk tanaman kelapa dalam adalah 9 m. Para petani dapat menggunakan beberapa
bentuk jarak tanam, antara lain segitiga samasisi, empat persegi panjang, dan
bujur sangkar. Model segitiga samasisi adalah model yang paling banyak
digunakan karena menghasilkan jumlah 15 % lebih banyak (penggunaan tanah yang
lebih efisien)
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil pada praktikum ini adalah pada proses pembibitan tanaman
kelapa sawit harus diperhatikan kondisi tanaman tersebut. Baik berupa
kebersihan tanaman dari gulma, kecukupan air, dan kecukupan haranya. Selain itu
pada tanaman pre nursery juga perlu di perhatikan kebutuhan cahayanya, harus di
beri naungan agar tidak terkena cahayang langsung sinar matahari.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
DAFTAR PUSTAKA
Pahan Iyung. 2006. Panduan
Lengkap Kelapa Sawit. Niaga swadaya: Jakarta.
Setyamidjaja Djoehana. 1991. Budi daya Kelapa Sawit. Kanisius: Yogyakarta.
Siregar, K. dan P. Purba.
1992. Pupuk tunggal sebagai pengganti pupuk majemuk dan pengurangan
frekuensiaplikasi pada pembibitan klon kelapa sawit. Buletin Pusat Penelitian
Perkebunan Marihat. 12(1):25-34.
Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis
Budi daya dan Pengelolaan Kelapa Sawit. Agromedia: Jakarta.
Syamsulbahri. 1996. Bercocok
Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.