PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN >> RANGKUMAN UAS Yudha BJ Nugroho
METODE
PERENCANAAN TRACE
1. Fungsi jalan hutan
a. Angkutan hasil hutan
b. Inspeksi/pengawasan
c. Pengendalian kebakaran
d. Penghubung antar daerah
2. Lokasi jalan hutan
a. Kemampuan operasional alat angkut = tanjakan
maksimum, radius belokan maksimum,,
b. Cara pembangunannya = macam alat yang
tersedia,,,factor biaya konstruksi
c. Keadaan topografi lapangan
d. Rencana pemanenan hutan
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
3. Pembuatan jalan hutan
a. System pemanenan hutan
b. Topografi lapangan
c. Iklim dan cuaca
d. Jenis tanah dilapangan
e. Jumlah, kemampuan dan kecepatan kendaraan
yang direncanakan
f.
Kelas jalan
4. Tahapan PWH
a. Delineasi areal hutan
b. Penentuan titik cardinal positif dan negatif
c. Perencanaan trace
d. Perencanaan jalan hutan
e. Pembuatan jalan hutan
f.
Pemeliharaan
jalan hutan
5. Badan jalan = bidang tanah yang dibersihkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilewati lalu lintas
6. Trace
a. Garis rencana sumbu jalan pada peta dimana
jalur jalan atau rencana jalur akan diletakkan
b. Dipeta berupa garis lurus dan busur belokan
c. Dilapangan berupa patok patok dengan jarak
tertentu
7. Garis perataan
a. Garis rencana tinggi as jalan
b. As jalan akan diletakkan pada garis ini
c. Pada penampang memanjang berupa garis
d. Pada penampang melintang berupa titik
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
8. Titik profil
a. Titik bantu yang diletakkan pada trace dengan
jarak tertentu
b. Titik ini sangat bermanfaat untuk penggarisan
trace dilapangan
9. Titik pasti (dilapangan)
a. Titik2 di lapangan yang tidak berubah
lokasinya untuk waktu yang lama
b. Titik ini sangat berguna untuk mencari posisi
di lapangan dan untuk mengontrol titik profil dilapangan
c. Titik ini dapat berupa keadaan alam
(pertemuan sungai, puncak bukit) dan buatan (triangulasi, bangunan monumental)
10. Trances
a. Garis2 dipeta yang menghubungkan tempat
dengan ketinggian yang sama dari permukaan laut
b. Disebut pula garis kontur
11. Berm
a. Bagian jalan yang ada di kiri kanan jalur
lalu lintas
b. Permukaannya disambungkan dengan jalur lalu
lintas
c. Berfungsi untuk memperkokoh jalur lalu lintas
12. Jalur lalu lintas
a. Bagian jalan yang berfungsi untuk lewatnya
lalu lintas
b. Biasanya diberi lapisan pengerasan
c. Diberi perlakuan khusus supaya dapat
mendukung lancarnya lalu lintas
13. Parit (tepi jalan)
a. Saluran air di kiri kanan jalan
b. Menjaga jalan dari kerusakan akibat air
c. Sebagai fungsi drainase (pengaturan aliran Air)
14. Helling
a. Kemiringan jalan pada arah memanjang yang membentuk
tanjakan dan turunan jalan
15. Punggung Penyu
a. Pemiringan jalan pada arah melintang
b. Bentuk pemiringan dua arah pada permukaan jalan
(jalur lalu lintas) untuk tujuan drainase (pengaturan aliran air)
16. Pemiringan Belokan
a. Pemiringan satu arah yang dibuat pada belokan
untuk tujuan keamanan kendaraan (melawan gaya centrifugal dari kendaraan yang
berbelok)
b. Untuk menjaga keamanan kendaraan yang berbelok
:
a. Kendaraannya dimiringkan (kendaraan roda
dua)
b. Jalannya dimiringkan(kendaraan roda empat)
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
PERENCANAAN TRACE
1. Pemilihan trace
Pemilihan trace ditujukan untuk mendapatkan
jaringan jalan angkutan yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya (aman, cepat
dan lancar) dengan biaya minimum dalam pembuatan dan pemeliharaan jalan
2. Persiapan
Pengumpulan informasi wilayah yang bersangkutan:
a. peta : topografi, hutan, kadaster, geologi,
tanah, pengairan, penafsiran potret udara;
b. informasi lain : kondisi social masyarakat,
lintasan sungai, rencana regional jalan
3. Trace tidak selalu lurus sebab
a. menghindari tanjakan maksimum
b. menghindari tanah longsor
c. menghindari kemungkinan pembuatan bangunan
mahal (jembatan)
d. kebutuhan pembukaan selanjutnya wilayah hutan
4. penyelidikan lapangan
a. Dicari dan dipelajari titiktitik pasti di
lapangan
b. Diadakan koreksi peta (akibat perubahan di
lapangan)
c. Diselidiki kemungkinan trace yang cocok di
lapangan
d. Dibuat rintisan di lapangan (realisasi trace
di peta)
5. Pengukuran trace sederhana
Berkaitan dengan
a. stabilisasi tanah / badan jalan
b. aliran air yang dipotong trace
c. adanya aliran air di dekat trace
d. tempat-tempat bangunan air
e. perlintasan dengan jalan umum / jalur kereta
api
6. pengukuran trace tetap
a. untuk mendapatkan bahan guna = gambar
situasi,,,gambar denah,,,gambar penampang memanjang dan melintang jalan
b. pengukuran dilakukan secara detail
c. hasil gambar penampang dipakai
METODE
PERENCANAAN TRACE RINCI
1. Trace lurus adalah yang terbaik karena jarak
angkutnya terpendek, mudah dan murah pembuatan dan pelaksanaannya di lapangan
2. Alasan perlu dibuat trace belokan:
a. Menghindari tanjakan yang melampaui maksimum
b. Menghindari daerah yang dilindungi, tanah
labil, longsor, daerah genangan air dan tanah milik)
c. Menghindari pembuatan jembatan
d. Keperluan pembukaan wilayah sekunder
3. Trace yang nyaman memerlukan:
a. Antara 2 busur lingkaran belokan) perlu
dibuat trace yang lurus
b. Pada satu busur belokan hanya ada satu
jari-jari belokan
c. Trace lurus yang panjang perlu dibuat busur
belokan (tikungan kejut) untuk kewaspadaan pengemudi
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
4. Tanjakan maksimum dan minimum
a. Pendakian maksimum untuk drainase (0,5 – 1%)
b. Pendakian maksimum dilapangan dataran 5%, perbukitan
6-7%, pegunungan 8-10%,,,>10% tidak aman
5. Radius (jari-jari) belokan minimum 50 m
6. Jarak antar titik profil maksimum 100 m
7. Pada belokan diletakan 3 titik profil
(awal-tengah-akhir)
8. Tally sheet pembuatan trace perlu dibuat.
TANAH SEBAGAI DASAR BANGUNAN
1. Factor yang mempengaruhi sifat tanah
a. Besar butir
b. Cara tersusunnya butir (gradation of size)
a. tanah bergradasi baik (WELL GRADED) adalah
b. tanah yang bergradasi beragam
c. Kadar lengas (moisture content)
2. Syarat tanah bangunan
a. Punya cukup tahanan terhadap gesekan antar
butir-butir tanah
b. Punya cukup daya rekat (kohesif) antar
butir-butir tanah
c. Punya cukup kepadatan; ruang-ruang kosong
diantara butirbutir tanah sekecil mungkin
d. Punya cukup ketahanan terhadap pengaruh kadar
lengas (moisture content)
3. Masalah
a. Tidak semua tanah dapat memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan oleh bangunan
b. Harus dilakukan usaha-usaha untuk memperbaiki
sifat-sifat dan keadaan tanah yang kurang menguntungkan untuk dasar bangunan /
jalan
c. Diusahakan tanah dapat memenuhi syarat-syarat
terutama kestabilannya terhadap gaya-gaya destruktif lalu lintas dan cuaca
4. Stabilisasi tanah = Usaha untuk memperbaiki
sifat dan keadaan tanah yang akan digunakan sebagai badan jalan / bangunan lain
sehingga tanah tersebut lebih memenuhi syarat-syarat kestabilan terhadap
gaya-gaya destruktif dan faktor cuaca
a. Cara mekanis = memperbaiki struktur tanah,
memperbaiki susunan butirbutir dengan menggunakan bahan bahan-bahan mineral
b. Cara chemis
5. Cara2 pemadatan = Mesin gilas atau alat
timbris (vibrator)
6. Pengaturan kadar lengas (air) tanah
a. Pembuatan parit tepi jalan
b. Pembuatan punggung penyu
c. Adanya lapisan pasir di bawah jalan
d. Pemberian lapisan permeable di bawah bahu
jalan
Keempat usaha tersebut dikenal
dengan DRAINASE
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
7. Kemiringan talud maksimum
a. Kadar air tanah
b. Jenis tanah
c. Macam vegetasi
8. Perlindungan erosi talud
a. Angin = Menanami talud dengan rumput atau
tanaman perisai angina
b. Air
i.
Memperlandai
kemiringan talud untuk tanah yang mudah diresapi air
ii.
Pembuatan
saluran pencegat / penangkap air hujan
iii.
Pada lereng
talud dibuatkan parit-parit (bangket) yang diisi batu kali, kerikil dan pasir
iv.
Menanami
talud dengan rumput atau tanaman berakar kerap
v.
Bila
penanaman rumput masih belum dapat menahan erosi, maka talud perlu dilapisi
dengan pasangan batu
vi.
Pembuatan
profil bertangga pada talud untuk mengurangi kecepatan erosi
9. Kemiringan talud maksimum (o)
derajat
a. Pasir lembab = 30-40
b. Pasir basah = 23-30
c. Tanah basah sedikit liat = 22-35
d. Tanah liat lembek = 15-20
e. Tanah liat basah = 10-15
10. Kadar liar (%) thd erosi
a. >35 = tahan
b. 12-35 = agak kurang tahan
c. 5-12 = kurang tahan
d. 0-5 = tidak tahan
11. Memperkuat kaki talud
a. Pemancangan sebaris tiang-tiang
b. Pemancangan dua baris tiang-tiang
c. Pemasangan bronjong (kasur batu)
d. Pembuatan tembok penahan talud
12. Apa perbedaan tanah untuk pertanian dengan
tanah untuk dasar bangunan ?
13. Mengapa diperlukan stabilisasi tanah untuk
dasar bangunan ?
14. Apa yang dimaksud dengan tanah dalam bidang mekanika
tanah ? mekanika
tanah (soil mechanic), tanahmencakup semua bahan tanah mulai terkecil (lempung
/liat/clay) sampai terbesar (batu besar/berangkal/boulder)
15. Apa saja perbedaan antara tanah berbutir
kasar dengan tanah berbutir halus ?
Tanah berbutir kasar (COARSE-GRAINED-SOIL)
• Tidak
bersifat kohesif dan plastis (kenyal)
• Sifat
tanah tertentu tergantung besar butir
• Perlu dilakukan
pengukuran besar butir
Tanah berbutir halus (FINE-GRAINED-SOIL)
• Bersifat
kohesif dan plastis
• Sifat
tanah tidak berhubungan langsung dengan besar butir
• Sifat
tanah dipengaruhi zat mineralnya
• Perhatian
pada batas plastisitas tanah
REVIEW
16. Faktor apa saja yang mempengaruhi sifat
teknis tanah ?
1. Besar butir (grain size)
2. Cara tersusunnya butir (gradation of size tanah
bergradasi baik (WELL GRADED) adalah tanah yang bergradasi beragam
3. Kadar lengas (moisture content)
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
17. Apa prinsip stabilisasi tanah secara mekanis
?
18. Apa saja upaya untuk perbaikan struktur tanah
?
1. Penambahan butir-butir dengan ukuran
tertentu
2. Penambahan butir dengan daya perekat
3. Mengurangi presentase jumlah butir yang
sifat memuainya besar
4. Disamping 1, 2 dan 3, dilakukan pula
pemadatan
5. Adakalanya dilakukan penggantian tanah
dengan yang didatangkan dari tempat lain
19. Bagaimana hubungan kadar lengas, kepadatan
dan daya dukung ?
Kadar lengas rendah (kering)
Pergerakan
butir kurang lancar
Pemadatan
tidak dapat penuh
Kadar lengas optimum
Sebagian
ruang terisi air
Dicapai
pemadatan maksimum (ikatan antar butir meningkat)
Kadar lengas tinggi
Kepadatan
turun
Pengaruh Kadar Lengas Terhadap Daya Dukung
Tanah
• Pada kadar
lengas rendah akan dicapai daya dukung
maksimum
• Makin
tinggi kadar lengas maka daya dukung akan makin mengecil
REVIEW
20. Apa saja upaya untuk stabilisasi tanah dengan
drainase ?
21. Apa saja upaya untuk stabilisasi tanah yang
sangat jelek ?
Tanah jelek cukup dangkal
• Dilakukan
penggalian tanah tersebut dan diganti dengan tanah baik
Tanah jelek cukup dalam
• BJ tanah
ini umumnya kecil (tanah berbutir halus)
• Dilakukan
penimbunan dengan tanah baik
• Akibat
beban dari atas, terjadi pengaliran kandungan air dalam tanah menuju ke tepi
(timbul tonjolan-tonjolan di bagian tepi yang akan mengganggu)
• Pencegahan
tonjolan tersebut dengan cara dibuat pancangan di bagian pinggir , lalu dibuat
parit tepi untuk menampung air desakan
Tanah jelek
sangat dalam
• Diberikan anyaman ranting setebal 30-60 cm
supaya tekanan tanah diatasnya dapat merata padat tanah jelek
• Tanah baik ditimbunkan diatas anyaman
ranting dan akan terapung diatas tanah jelek
• Bila tidak diberikan anyaman, akan terjadi
penetrasi tanah baik ke dalam tanah jelek
22. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemiringan talud
maksimum ?
23. Apa saja upaya untuk perlindungan talud
terhadap erosi talud ?
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
PARAMETER PWH
1. Kegunaan dalam statistika = untuk mengetahui
karakteristik suatu populasi
2. Kegunaan dalam hal umum = penilaian kinerja
dan ukuran ketercukupan
3. Kegunaan dalam PWH = menilai perencanaan
PWH,,,menilai PWH yg sdh ada
4. Jenis parameter PWH
a. Kerapatan jalan (WD) = panjang jalan (L)/luas
efektif (F)
b. Spasi Jalan (WA) = 10000/WD
c. Persen PWH = 100/VCorr
d. Jarak sarad rata2 (Reo)= WA/4,,,Rem = jarak
total/n
i.
VCorr =
Rem/Reo
ii.
E =
100/VCorr
iii.
TCorr =
RET/Rem = 320/Rem
iv.
KG = VCorr x
TCorr
e. Bilangan PWH =>> Bilangan PWH = 45/77,
berarti kerapatan jalan sebesar 45 m/ha dan persen PWH sebesar 77%.
5. Prinsip I: Biaya penyaradan= biaya variabel
penyaradan per unit + biaya pembuatan jalan per unit.
6. Prinsip II: spasi jalan ekonomis dicapai,
jika biaya variabel penyaradan per unit = biaya pembuatan jalan per unit.
7. Standar Penilaian Kualitas PWH (Backmund,
1966)
E%
|
VCorr
|
Kualitas
PWH
|
<65 o:p="">
|
>1,54
Tidak baik
65 – 70
1,43 – 1,54
Cukup
70 – 75
1,33 – 1,43
Baik
75 – 80
1,25 – 1,33
Sangat baik
>80
< 1,25
Luar biasa
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.