ANALISIS STRATIFIKASI SOSIAL SISTEM STATUS DAN PELAPISAN MASYARAKAT SISTEM STATUS BERUBAH Runtuhnya sistem status kolonial dalam abad kedua puluh Oleh: W.F.Wertheim SITUASI SOSIAL DUA KOMUNITAS DESA DI SULAWESI SELATAN Oleh: Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga
Praktikum
ke : 9 Hari,
Tanggal : Senin, 7 November 2011
Ruangan : RK.U2.01 Mata Kuliah : Sosiologi
Umum (KPM 130)
ANALISIS
STRATIFIKASI SOSIAL
SISTEM
STATUS DAN PELAPISAN
MASYARAKAT
SISTEM STATUS BERUBAH
Runtuhnya
sistem status kolonial dalam abad kedua puluh
Oleh:
W.F.Wertheim
SITUASI
SOSIAL DUA KOMUNITAS DESA DI SULAWESI SELATAN
Oleh:
Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga
Nama
Praktikan
Yudha Bayu Jati Nugroho
(E14110116)
Nama
Asisten
M.Haikal Catur Saputra
(A24080056)
Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas
Ekologi Manusia
Institut
Pertanian Bogor
2011/2012
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ikhtisar
Bacaan I
Pada abad ke 19 banyak
dikenal pelapisan masyarakat kolonial menurut garis ras,yang lazim terdapat di
Jawa. Sedangkan di pulau-pulau seberang, uanglah terutama yang melakukan
pendobrakan terhadap system asli yang lama.Pendidikan juga dinamis di
pulau-pulau Jawa.pada abad 19 ini meningkatnya perbedaan profesi.
Bertambah meluasya
ekonomi uang dan meningkatnya hubungan dengan barat telah menyebabkan timbulnya
lapisan pekerjaan baru, seperti montir, sopir dll. Orang Indonesia kemampuan
teknis mereka tinggi dan lebih suka pekerjaan di bidang perdagangan
dibandingkan dengan yang lainnya.Pada tahun 1930, terdapat stratifikasi dalam
pekerjaan mereka cenderung mengambil pekerjaan yang kurang intelek.
Pendidikan telah menciptakan seluruh kelas
Indonesia yang mempunyai pendidikan Barat sampai ke tingkat tertentu,dan adanya
kelas ini telah menimbulkan suatu akibat yang sama dinamisnya terhadap system
statys di Jawa seperti pengaruh perkebunan karet di luar Jawa.
Terdapat tiga golongan mayarakat administif menurut kelompok penduduk pada tahun 1938 diperbandingkan dengan tahun 1928, yaitu Eropa,Indonesia dan Timur asing.hal ini dapat dianalisis melalui staf, dan tingkat Pegawai. Ketika dinding-dinding ras semakin hilang, ketegangan semakin bertambah.
Terdapat tiga golongan mayarakat administif menurut kelompok penduduk pada tahun 1938 diperbandingkan dengan tahun 1928, yaitu Eropa,Indonesia dan Timur asing.hal ini dapat dianalisis melalui staf, dan tingkat Pegawai. Ketika dinding-dinding ras semakin hilang, ketegangan semakin bertambah.
Perbedaan pendapat pada
umuny6a masih sejalan dengan rpembagian ras, dimana rata-rata pendapatan orang
Eropa adalah yaitu yang tertinggi, pendapat orang Cina di tengah-tengah dan
pendapatan orang Indonesia yang paling rendah.Pada tahun 1920, golongan Indo
bergabung dalam persatuan Indo Eropa dalam menghadapi kelas yang sangat
menanjak yaitu orang-orang Indonesia yang berpendidikan Barat.
Analisis
Bacaan I
1.
Konsep
Mobilitas sosial
Mobilitas
Horizontal : Tidak ada
Mobilitas
Vertical :
a.
Climbing
= Jabatan tinggi sekarang dapat diisi pribumi.
b.
Sinking
= Dialami bangsa Cina yang mengalami keterpurukan.
2.
Diferensiasi
Sosial
Perbedaan
Ras, bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing ras, yaitu Eropa,
Indonesia dan Cina.
3.
Ketidaksamaan
: Adanya sistem kelas yang mempengaruhi masyarakat, kelas Eropa, Cina, dan
Pribumi
4.
Sistem
Stratifikasi Ukuran
Kehormatan
: Eropa, Indonesia dan Pribumi
Ilmu Pengetahuan : Cendikiawan, Semi Cendikiawan dan Non-cendikiawan
Kekayaan : Pedagang Cina, Pedagang pribumi dan Buruh.
Ilmu Pengetahuan : Cendikiawan, Semi Cendikiawan dan Non-cendikiawan
Kekayaan : Pedagang Cina, Pedagang pribumi dan Buruh.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ikhtisar Bacaan II
Desa Maricaya Selatan
Kominitas maricaya selatan terdiri atas lima
golongan yang menempati tiga lapisan pokok, yaitu: Golongtan pejabat dan
kelompok Profesional di lapisan atas, Golongan alim ulama, golongan pegawai dan
golongan pedagang di lapisan menengah, serta golongan buruh di lapisan bawah.
Dilihat dari segi Ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat yaitu, Lapisan
ekonomi mampu, Menengah dan lapisan ekonomi Miskin, yang persentasenya,10%, 60%
dan 30%.
Kesempatan pendidikan bagi anak-anaknya tersedia
cukup luas dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi, yang umumnya
menginyam jenjang pendidikan. Masyarakat Maricaya Selatan tampaknya menikmati
sekali kesempatan yang tersedia seoptimal mungkin., walaupun ekonomi mereka
dibilang cukup tidak mampu,tapi mereka berusaha sekuat mungkin untuk
menyekolahan anaknya.Agamanya yang paling menonjol adalah Islam, sedangkan
lapisan yang paling banyak memiliki pesawat televisi adalah lapisan atas.
Desa Polewali (Semi urban)
Dalam masyarakat ini dikenal tiga lapisan juga,
Ulama, Pemangku Adat dan Pejabat disebut lapisan atas, pedagang sebagi lapisan
menengah sedangkan Buruh sebagi lapisan bawah. Kebanyakan lapisan atas ini
dipenuhi oleh masyarakat Bugis.Pemangku adat dan alim ulama dan Pejabat,
termasuk golongan atas sebanyak 35%,Pegawai negri termasuk golongan menengah
sedang sebnyak 55% serta Pedagang dan Buruhtermasuk lapisan bawah, Miskin sebanyak
10%.
Mayarakat Polewali pada dasarnya merupakan
masyuarakat yang lugas mengisi kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai
usaha untuk menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yangt
terdapat dalam lingkungan mereka. Pasda tahap perkembangan seperti ini
Masyarakat Poleweli berada pada tahap Inward looking. Yang tampaknya merupakan
perkecualian dalam hal ini ialah golongan pejabat setempat.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Analisis Bacaan II
1.
Konsep
Mobilitas Sosial
Mobilitas
Horizontal : Ada
Mobilitas
Vertikal : karena sistem pelapisan terbuka
mungkin saja naik dan mungkin saja turun status pada lapisan di masyarakatnya.
2. Diferensiasi
Sosial
Perbedaan
pendidikan,Pekerjaan dan lapisan ekonomi pada masing-masing Ras yang
mengakibatkan kemampuan berbeda-beda untuk menciptakan suatu stratifikasi yang
baru.
3. Ketidaksamaan : Ulama, pemangku adat
4. Sistem Stratifikasi Ukuran
Kekayaan
(Maricaya selatan) : Pejabat professional, alim ulama dan pedagang dan pegawai,
Buruh.
Kehormatan
(Poliwali) : alim ulam dan pemangku adat, pegawai negeri, Buruh.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.