PRAKTIKUM OPERASI PEMANFAATAN HUTAN >> Rencana Operasi Pemanenan >> Lengkap
PRAKTIKUM
OPERASI PEMANFAATAN HUTAN MNH (433)
RENCANA
OPERASI PEMANENAN
Kelompok 4
1. M Girindra Syahid Aldila E14110006
2. Kanda Raharja E14110090
3. Meirliena Rose Andriani E14110099
4. Dita Amari Meysiska Sari E14110110
5. Raditya Putro E14110112
6. Yudha BJ Nugroho E14110116
Dosen :
Ujang Suwarna, S.Hut,
M.Sc
![http://dwipanca52.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2014/09/logo-ipb.jpg](file:///C:/Users/YUDHAB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
DEPARTEMEN
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kegiatan
pemanenan dimaksudkan untuk memanfaatkan hutan produksi dan dilaksanakan dengan
memperhatikan aspek ekonomi, ekologi dan sosial dengan tujuan untuk
mengoptimalkan nilai hutan, menjaga pasokan untuk industri stabil, dan
meningkatkan peluang kerja, meningkatkan ekonomi local dan regional.
Menurut
Brown 1958 yang perlu dilakukan dalam perencanaan adalah pembangunan jaringan
angkutan, kebijakan financial, dan kemudian menetapkan biaya financial. Namun
menurut Wackerman 1966 agar tenaga kerja menjadi perhatian jika wilayah jauh.
Staaf
dan Wiksten 1984 menyebutkan bahwa perencanan pemanenan adalah keputusaan untuk
menetapkan seperangkat kegiatan yang akan dilakukan pada masa datang, sedangkan
Conway 1982 menuliskan perencanaan pemanenan adlah tindakan yang perlu
dilakukan di masa datang yang diatur berdasarkan tahapan pemanenan yang paling
efisien dengan teknologi yang telah ditentukan dan dilaksanakan pada saat yang
ditetapkan untuk mengeluarkan kayu dari hutan.
Dengan
adanya rencana maka kegiatan dapat teratur dan hasil dapat diukur, teratur
artinya tahapan kegiatan harmonis dan saling mendukung, sedangkan terukur
merupakan tiap tahap dapat dinilai keberhasilannya.menurut Conway 1982 dibuat
rencana pemanenan karena akan dapat merekatkan semua tahapan kegiatan
pemanenan,atau mengintegrasikan semua kegiatan pemanenan secara utuh.selain itu
untuk mengidentifikasi kendala dan hambatan yang kelak terjadi
dengan tidak mengavaikan keterlibatan aspek sosial.
Potensi
hutan rawa di Indonesia diperkirakan masih besar. Tim Indonesian Forestry
Studies yang dikutip Tinambunan (1989) menyatakan bahwa arel hutan rawa di
Indonesia masih ada sekitar 32 % dari pada areal pengusahaan hutan (HPH) di
daerah datar dan bergelombang yang belum dipanen atau ekuivalen dengan luas 6,2
juta ha. Hutan ini dapat menghasilkan 30 m3/ha kayu bulat jenis komersil dengan
pemanenan sistem tebang pilih. Potensi hutan rawa yng besar ini perlu
dimnfaatkan secara optimal dan efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip
kelestarian. Dalam kegiatan pemanfaatan hutan rawa ini, tidak terlepas pada
kegiatan pemanenan hasil hutan. Pemanenan hasil hutan dapat pula diartikan
sebagai serangakaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu dari
hutan ke tempat penggunaan atau pengolahan (Conway, 1978).
Tujuan
1.
Mengidentifikasi data dan
informasi yang diperlukan untuk penyusunan rencana operasi pemanenan hutan
2.
Melakukan pengumpulan,
perhitungan, pengolahan, dan analisis data yang diperlukan untuk membuat
rencana operasi pemanenan hutan
3.
Mendeskripsikan rencana
operasi pemanenan hutan ke dalam bahasa yang operasional bagi objek pekerja
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
TINJAUAN
PUSTAKA
Pemanenan
hasil hutan diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk
memindahkan kayu dari hutan ke tempat penggunaan atau pengolahan (Conway 1978).
Kegiatan pemanenan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek ekonomi, ekologi dan
sosial dengan tujuan untuk mengoptimalkan nilai hutan, menjaga pasokan untuk
industri stabil, meningkatkan
peluang kerja, meningkatkan ekonomi lokal dan regional.
Tipe hutan
rawa dijumpai
pada daerah-daerah yang selalu tergenang air, tidak terpengaruh oleh iklim.
Pada umumnya terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial.
Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon yang mencapai 40 m dan terdiri atas
banyak lapisan tajuk. Hutan rawa dapat menghasilkan kayu bulat jenis komersil
dengan pemanenan sistem tebang pilih.
Hutan rawa termasuk dalam kategori hutan tropika
basah. Suparto
(1979) menyatakan bahwa jenis dan urutan
kegiatan dalam pemanenan kayu, khususnya untuk kondisi hutan tropika basah
adalah:
Tahap I:
Perencanaan pemanenan
Perencanaan
pemanenan kayu merupakan salah satu bagian dari keseluruhan rencana manajemen
hutan, perencanaan pemanenan itu sendiri merupakan komponen dari rencana
penggunaan lahan secara komprehensif. Kegiatan pada tahap ini antara lain:
1.
Perpetaan
2. Survei
3. Rencana pemanenan
4.
Pemetaan
Tahap II: Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)
Pembukaan
wilayah hutan merupakan kegiatan yang merencanakan dan membuat sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam rangka mengeluarkan kayu. Prasarana tersebut
meliputi rencana sumbu jalan (trase), base camp, jembatan, gorong-gorong dll.
Kegiatan dari tahap ini adalah:
1. Perencanaan sumbu jalan (trase)
2. Pembuatan jalan dan prasarana
lainnya
Tahap III:
Pemanenan
Kegiatan
pemanenan hutan yang dilakukan di lahan basah adalah:
1.
Persiapan tebangan
2.
Penebangan
3.
Pemangkasan
4.
Pengukuran
5.
Pembagian batang
Tahap IV:
Penyaradan
Kegiatan
penyaradan yang dilakukan di lahan basah adalah:
1.
Pemasangan choker
2.
Penyaradan
Tahap V:
Pengumpulan kayu
Pada
tahap ini dikenal istilah cold deck
dan hot deck. Cold deck berarti kayu yang sampai di tempat pengumpulan langsung
ditangani/diproses secara keseluruhan pada saat itu juga, sedangkan pada hot deck kayu yang sampai di tempat
pengumpulan tidak ditangani (diproses) secara menyeluruh pada saat itu juga.
Tahap VI:
Angkutan antara
Pengangkutan
kayu pada tahap ini dapat dilakukan melalui darat atau melalui air ke tempat
penimbunan antara.
Tahap VII:
Penimbunan antara
Kegiatan
penimbunan antara dapat dilakukan melalui air dan darat.
1.
Pengangkutan melalui air
Pengangkutan
melalui air terdiri dari:
a.
Pembongkaran
b.
Pengukuran
c.
Pengujian
d.
Pemotongan
e.
Pengaturan
f.
Pemuatan
2.
Pengangkutan melalui darat
Pengangkutan
melalui darat terdiri dari:
a.
Pembongkaran
b.
Pengukuran
c.
Pengujian
d.
Pemotongan
e.
Pengaturan
f.
Pemuatan
Tahap
VIII: Pengangkutan akhir
Pengangkutan
akhir dapat dilakukan dengan beberapa variasi cara pengangkutan, yaitu:
1.
Dari darat diteruskan dengan pengangkutan melalui darat
2.
Dari darat diteruskan dengan pengangkutan melalui air
3.
Dari air diteruskan dengan pengangkutan melalui air
Tahap IX:
Penimbunan akhir
Kegiatan yang dilakukan di tempat
penimbunan akhir adalah:
1.
Pembongkaran
2.
Pengukuran
3.
Pengujian
4.
Pemotongan
5.
Penumpukan
6. Pemuatan ke alat angkut umum
atau pabrik pengolahan kayu
Produktivitas
merupakan perbandingan atau rasio antara output dengan input. Produktivitas
akan meningkat apabila: volume produksi bertambah besar tanpa mengubah sumber
daya atau berkurang; volume tetap namun jumlah sumber daya berkurang; volume
sumber daya bertambah tapi, volume produksi berlipat ganda. Kussriyanto (1993)
mengatakan bahwa mempertinggi tingkat produktivitas pemanenan dapat dilakukan
dengan memperbaiki sistem tenaga kerja yang dapat dilakukan dengan
menghilangkan praktek kerja tidak produktif, menyempurnakan metode kerja, dan
menyempurnakan manajemen personalia.
1. Sistem Pemanenan kayu di Hutan Rawa Tropika Indonesia (Sari Maya 2007)
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Sistem
pemanenan kayu di hutan rawa tropika diawali oleh pembuatan jalan rel. Jalan
rel terdiri dari jalan utama dan jalan cabang. Jalan utama dibuat untuk
menghubungkan tiap-tiap bagian hutan atau blok rencana karya lima Tahunan (RKL)
dan blok Rencana Karya Tahunan (RKT). Jalan cabang berfungsi untuk
menghubungkan petak-petak tebangan dengan jalan utama. Umumnya jalan cabang
dibuat tidak permanen dan dipindahkan setiap tahun ke petak tebangan RKT baru.
Penebangan di
hutan rawa gambut dilakukan dengan peralatan chainsaw dengan panjang bar 60 –70
cm. Batas diameter pohon yang dapatditebang ≥ 50 cm, 1 chainsaw dioperasikan
oleh 1 orang operator dan 1 orang helper (pembantu), yang bekerja selama 6-7
jam per hari dengan produktivitas rata-rata 12-18 m3/jam.
Penyaradan
di hutan rawa dapat dilakukan dengan sistem kuda-kuda. Sistem kuda-kuda
merupakan penyaradan dengan penarikan kayu bulat yang menggunakan tenaga
manusia. Kayu bulat diletakkan di atas alat yang terbuat dari kayu yang disebut
kuda-kuda, disebut penyaradan dengan sistem kuda-kuda. Siklus penyaradan dengan
sistem kuda-kuda:
1.
Berjalan ke tempat kayu yang akan disarad. Regu penyarad berjalan menuju ke
kayu yang akan disarad sambil menarik kuda-kuda, dilakukan oleh dua orang.
2. Memuat.
Memuat adalah elemen kerja menaikkan kayu bulat ke atas kuda-kuda, kayu bulat
tersebut diikat dengan tali plastik pada bagian tengah-tengah kuda-kuda dan
pemasangan paku pada ujung bagian belakang kayu yang akan disarad sebagai
tempat mengaitkan tali plastik yang berfungsi untuk menarik kayu. Pemuatan
dilakukan oleh regui saraad yang berjumlah 6 – 10 orang.
3.
Menyarad. Menyarad adalah kegiatan menarik kayu bulat di atas kuda-kuda dari
tunggak sampai betau melalui jalan sarad. Agar penyaradan dapat berjalan
denghan lancar, pada jalan sarad diberi sabun dan oli. Penyaradan dilakukan
oleh satu regu sarad yang terdiri dari 6 – 10 orang. Jarak penyaradan berkisar
50 – 300 m.
4.
Membongkar. Setelah kayu yang disarad sampai di betau, paku dan ikatan kayu
pada kuda-kuda dilepas, lalu memasang ender-ender/ landasan antar kuda-kuda dan
betau, mendorong kayu dengan locak ke atas betau.
5.
Menyusun/menumpuk kayu di betau. Penyusunan dan pengaturan posisi kayu di atas
betau dilakukan dengan alat locak dan didorong oleh 1 regu yag berjumlah 8
orang. Kayu disusun rapi agar memudahkan pengukuran dan penomoran serta
pemuatan kayu ke atas lori untuk pengangkutan jarak jauh dengan lokotraksi.
Kayu yang telah tersusun rapi di betau, dikuliti. Pengulitan kulit kayu menggunakan
linggis.
Pengangkutan
kayu ke luar hutan rawa menggunakan lokotraksi yang berjalan di atas rel.
Rangkaian lori yang didorong/ditarik dapat sampai 15 lori dengan muatan ± 40
m3. 1 lokotraksi dan rangkaiannya dilayani 1 tim yang terdiri dari 6-7 orang
dan 1 orang menjadi operator lokotraksi. Alternatif lain (lewat jalan tanah
dengan truk, lewat aliran air dengan rakit dll.) tidak memungkinkan, mengingat
pembuatan jalan tanah dan saluran air di hutan rawa sangat mahal.
2. Sistem
Pemanenan Kayu di PT Riau Andalan Pulp and Paper (Sidabutar 2009)
Target tebangan berdasarkan RKT 2009 di
PT. RAPP sektor Pelalawan adalah 386.061 m3 kayu. Target tebang tersebut
diperoleh dari areal hutan seluas 2.757,6 hektar. Kegiatan pemanenan kayu di
PT.RAPP sektor Pelalawan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu pemanenan manual
ongkak, pemanenan manual alat, pemanenan mekanis. Kegiatan pemanenan kayu PT.
RAPP merupakan kerja sama antara PT. RAPP dengan kontraktor kerja pemanenan.
Pemanenan Manual Kupas (Manual
Harvesting Debarked) Pemanenan manual kupas adalah sistem pemanenan dengan
menggunakan tenaga manual. Pemanenan manual dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni
manual ongkak dan manual alat. Pada manual ongkak penyaradan dilakukan dengan
menggunakan sistem ongkak (tenaga manusia), sedangkan pada manual alat
menggunakan excavator. Kegiatan pemanenan dilakukan dalam bentuk regu dimana
satu regu terdiri dari 8 orang. Alat yang digunakan untuk menebang pohon adalah
chainsaw untuk masing-masing regu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah
merobohkan pohon, membagi batang, menumpuk kayu di infield drain, menyarad kayu
hingga ke tepi canal (TPN), barging, dan tumpuk di TPK. Jumlah hari efektif per
bulan adalah 26 hari. Untuk satu hari kerja, kegiatan pemanenan manual alat
menghasilkan prestasi kerja 24 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam yaitu
sekitar 4,75 HOK/Ha. Kegiatan pemanenan manual ongkak menghasilkan prestasi
kerja 19,22 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 5,93 HOK/Ha.
Pemanenan mekanis kulit secara umum
sama dengan pemanenan manual. Perbedaannya adalah kayu yang dihasilkan pada
pemanenan mekanis kulit tidak dikupas. Kulit dibiarkan tetap melekat pada kayu
dan diperhitungkan dalam pengukuran berat kayu. Jumlah hari efektif per bulan
adalah 26 hari. Untuk satu hari kerja, kegiatan pemanenan manual kulit
menghasilkan prestasi kerja 40,71
m3/hari/regu
dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 2,80 HOK/Ha.
Barging merupakan pengangkutan kayu
dari TPN ke TPK. Pengangkutan kayu ini harus melewati canal yang mempunyai
ukuran 10 x 8 x 3 meter. Kegiatan barging menggunakan tenaga Tug boat. Kayu
disusun dalam barge- barge. Satu barge mempunyai kapasitas 22 m3 kayu. Satu Tug
boat dapat menarik 12 barge. Prestasi kerja barging adalah 264 m3/hari. Trip
barging ditentukan oleh jarak TPN ke TPK. Apabila jaraknya dekat maka dalam
satu hari dapat lebih dari sekali trip, namun apabila jaraknya jauh maka dalam
satu hari hanya satu kali trip. Maka prestasi kerja kegiatan barging adalah 264
m3/hari, yakni sekitar 2,31 HOK/Ha.
Kegiatan pengangkutan kayu ke pabrik
dinamakan hauling. Kayu-kayu yang sudah dimuat akan di bawa ke pabrik dengan
Road train BDP 70 ton dan RTP berkapasitas 100 ton. Pengangkutan kayu ke pabrik
(Pangkalan kerinci) dari sektor Pelalawan melewati jalan darat dan berjarak 21
km. Kedua jenis alat angkutan ini dalam satu hari dapat menghasilkan 3-4 kali
trip. Perjalanan dari TPn Pelalawan ke pabrik sekitar 45 menit. Hari kerja
efektif adalah 25 hari. Satu unit Road train BDP 70 ton dan RTP berkapasitas 100
ton terdiri dari satu orang supir dan satu orang rekannya. Road train BDP 70
ton terdiri dari 36 regu yakni sekitar 1,40 HOK, sedangkan RTP berkapasitas 100
ton terdiri dari 20 regu yakni sekitar 1,05 HOK.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum operasi pemanfaatan hutan materi perencanaan produksi
penebangan dilaksanakan pada 26 Nopember 2014 pukul
13.00-16.00 bertempat di Laboratorium Pemanfaatan Hasil Hutan, Departemen
Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum perencanaan produksi penebangan adalah kalkulator
dan alat tulis.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum perencanaan produktivitas penebangan adalah Peta Areal Kerja Efektif dan
Sistem Silvikultur PT. Austral Byna dengan skala 1 : 200.000 dan tabel
rekapitulasi N/Ha dan Vol/Ha hasil survey IHMB.
Prosedur Kerja
Kegiatan
praktikum perencanaan produksi tebang antra lain :
1.
Mencari kedalam literatur yang ada berkaitan tentang
produktivitas tebangan, produktivitas penyaradan, produktivitas muat dan
bongkar, produktivitas pengangkutan.
2.
Mencari target pemanenan dengan sistem silvikultur
TPTI dan TPTJ kedalam literatur yang ada
3.
Mencari hari kerja efektif ke dalam literatur yang
ada.
4.
Mencari kedalam literatur tentang jumlah pekerja
efektif per unit peralatan pada kegiatan penebangan, penyaradan, muat dan
bongkar, pengangkutan.
5.
Menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan pada
kegiatan pemanenan dengan sistem silvikultur, dengan formulasi :
![](file:///C:/Users/YUDHAB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
6.
Menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan pada
kegiatan penyaradan dengan sistem silvikultur, dengan formulasi :
![](file:///C:/Users/YUDHAB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
7.
Menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan pada
kegiatan muat dan bongkar dengan sistem silvikultur :
![](file:///C:/Users/YUDHAB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.png)
8.
Menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan pada
kegiatan pengangkutan dengan sistem silvikultur :
![](file:///C:/Users/YUDHAB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.png)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Nama
kegiatan
|
Target
produksi (m3/tahun)
|
Produktivitas
alat (m3/hari/unit)
|
Hari
kerja efektif (hari/tahun)
|
Kemampuan
alat (m3/hari)
|
Jumlah
alat (unit)
|
Jumlah
tenaga kerja (orang)
|
Penebangan
(chainsaw)
|
177542,64
|
12,00
|
312
|
596,05
|
47
|
95
|
Penyaradan
(manual ongkak)
|
177542,64
|
19,22
|
312
|
596,05
|
30
|
240
|
Muat
dan bongkar (barge)
|
177542,64
|
22,00
|
312
|
596,05
|
26
|
208
|
Pengangkutan
(tuckboat)
|
177542,64
|
264,00
|
312
|
596,05
|
2
|
16
|
Pembahasan
Kondisi
hutan rawa gambut yang tergenang air dengan kestabilan tanah yang rendah
menyebabkan sistem pemanenan yang dilakukan berbeda dengan hutan di tanah
kering yaitu menggunakan sistem semi mekanis (gabungan antara tenaga manusia
dan tenaga mesin). Kegiatan pemanenan kayu meliputi penebangan pohon,
penyaradan kayu, muat bongkar kayu, dan pengangkutan kayu. Tahapan pemanenan dihutan rawa
gambut dimulai dari Pembuatan jalan rel, Jalan rel terdiri dari jalan utama dan
jalan cabang. Jalan utama, dibuat untuk menghubungkan tiap-tiap bagian hutan
atau blok rencana karya lima tahunan (RKL) dan blok rencana karya tahunan
(RKT).
Berdasarkan
literatur yang didapat yaitu skripsi dengan judul “BIAYA PENGUSAHAAN HUTAN
TANAMAN INDUSTRI DI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER , Sektor : PELALAWAN” oleh Desliana Sidabutar , diketahui bahwa
target tebangan berdasarkan RKT 2009 di PT. RAPP sektor Pelalawan adalah
177542,64 m3 kayu dengan pemanenan sistem tebang pilih. Target tebang tersebut diperoleh dari areal
hutan seluas 2.757,6 hektar. Kegiatan pemanenan kayu di PT.RAPP sektor
Pelalawan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu pemanenan manual ongkak, pemanenan
manual alat, pemanenan mekanis. Kegiatan pemanenan kayu PT. RAPP merupakan
kerja sama antara PT. RAPP dengan kontraktor kerja pemanenan. Jumlah hari
efektif per tahun adalah 312 hari
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Kegiatan
penebangan dilakukan menggunakan peralatan chainsaw dengan panjang bar 60 –70
cm. Batas diameter pohon yang dapat ditebang ≥ 50 cm, 1 chainsaw dioperasikan
oleh 1 orang operator dan 1 orang helper (pembantu), yang bekerja selama 6-7
jam per hari dengan produktivitas rata-rata 12,00 m3/hr/unit dengan kemampuan
alat 596,05 m3/hari . Jumlah alat ada 47 unit, dan jumlah pekerja 95 orang .
Kegiatan penyaradan di hutan rawa gambut menggunakan
sistem manual yakni dengan seperangkat alat kuda-kuda (ongkak).Ongkak adalah
sepasang papan sejajar yang terbuat dari kayu yang sangat kuat.
Kegiatan menarik kayu bulat di atas kuda-kuda dari tunggak sampai betau
melalui jalan sarad. Agar penyaradan dapat berjalan dengan lancar, pada jalan
sarad diberi sabun dan oli. Penyaradan dilakukan oleh satu regu sarad yang
terdiri dari 8 orang. Jarak penyaradan berkisar 50 – 300 m. Jumlah alat ada 27
unit dan jumlah total pekerja ada 240. Produktivitas kerja penyaradan adalah 19,22 m3/hr/unit dengan kemampuan
alat 596,05 m3/hari . Tingkat produktivitas ini
dipengaruhi pula oleh keterampilan dan kekompakkan dari regu penyarad. Selain
itu, keadaan cuaca pada saat melakukan penyaradan juga mempengaruhi kegiatan
penyaradan. Produktivitas penyaradannya rendah akibat dilakukan secara manual
dan juga produktivitasnya tidak teratur karena dipengaruhi oleh kecenderungan
pekerja yang sering berpindah – pindah , selain itu banyak pohon – pohon kecil
yang terpaksa ditebang untuk membuat jalan sarad .
Kegiatan muat bongkar kayu juga dilakukan dengan
menggunakan barge . Besar produktivitas rata – rata nya adalah 22,00 m3/hr/unit
dengan kemampuan alat 596,05 m3/hari . Kegiatan bongkar muat dengan berge
dilakukan oleh satu regu yang terdiri dari 8 orang . Jumlah alat ada 26 unit,
dan jumlah total pekerja 208 orang .
Kegiatan pengangkutan kayu ke luar hutan dengan
memanfaatkan canal . Canal berfungsi
sebagai jalur keluarnya kayu dari hutan dan sebagai akses transportasi.
Kegiatan pengangkutan menggunakan tenaga Tug boat. Kayu disusun dalam barge-barge.
Satu barge mempunyai kapasitas 22 m3 kayu. Satu Tug boat dapat
menarik 12 barge. Trip barging ditentukan oleh jarak TPN ke TPK.
Apabila jaraknya dekat maka dalam satu hari dapat lebih dari sekali trip, namun
apabila jaraknya jauh maka dalam satu hari hanya satu kali trip. Maka
produktivitasnya 264,00 m3/hr/unit . Jumlah alat ada 2 unit dengan total jumlah
pekerja 16 orang .
Produktivitas pemanenan di hutan rawa berkaitan
dengan produktivias kerja (produktivitas tenaga kerja) dan produktivitas hasil
pemanenan. Produktivitas kerja ini dipengaruhi oleh keterampilan dan kekompakan
regu pekerja. Selain itu, produktivitas pemanenan juga dipengaruhi oleh cuaca,
peralatan yang digunakan, dan sistem pemanenan yang digunakan. Saat ini,
produktivitas pemanenan hutan rawa masih terbatas karena belum adanya sistem
pengolahan dan pemanenan yang baku, serta masih banyak kendala yang dihadapi
dalam proses pemanenan di hutan rawa seperti lahan yang jenuh air dan cuaca
yang tidak menentu.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
sapat diambil pada praktikum ini adalah Kondisi hutan rawa gambut yang
tergenang air dengan kestabilan tanah yang rendah menyebabkan sistem pemanenan
yang dilakukan berbeda dengan hutan di tanah kering yaitu menggunakan sistem
semi mekanis (gabungan antara tenaga manusia dan tenaga mesin). Produktivitas pemanenan di hutan rawa berkaitan
dengan produktivias kerja (produktivitas tenaga kerja) dan produktivitas hasil
pemanenan. Produktivitas kerja ini dipengaruhi oleh keterampilan dan kekompakan
regu pekerja. Selain itu, produktivitas pemanenan juga dipengaruhi oleh cuaca,
peralatan yang digunakan, dan sistem pemanenan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,
N.C. 1958. Logging.
John Wiley and Sons, Inc. New
York.
Conway S. 1978. Timber
Cutting practices. San
Fransisco: Miller
Freeman, Inc.
Conway, S. 1978. Timber Cutting
Practices. Third edition. Miller Freemen Publication,Inc. New York.
Conway, S. 1982. Logging Practices. Principle
of Timber Harvesting. Revisied edition. Miller
Freemen Publication, Inc. New York
Kussriyanto. 1993. Meningkatkan Produktivitas Ka1yawan. Jakarta (ID):PT. Gunung Agung.
Sari Maya.
2007. Pengertian dan konsep pemanenan kayu [internet].
http://www.academia.edu/4833244/Metal.doc_I.PENGERTIAN_DAN_KONSEP_PEMANENAN
_KAYU [diunduh tanggal 2014 Nov 28].
Sidabutar
D. 2009. Biaya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri di PT Riau Andalan Pulp and
Paper sektor: Pelalawan [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Hasil Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Staff, K. A. G. And N. A. Wiksten. 1984.
Tree Harvesting Techniques. Martinus
Nijhoff/D. R. W. Junk Publisher.
Dondrecht Netherland.
Suparto R S. 1879. Eksploitasi
Hutan Moderen. Bogor
(ID): Proyek
Peningkatan Penggembangan Perguruan Tinggi IPB.
Wackerman, A. E. 1966. Harvesting Timber
Corps. Mc Graw Hill Boo Company. New York.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
LAMPIRAN
1.
Pemanenan
Target
produksi = 177542,64
m3/tahun
Produktivitas
Chainsaw = 12,00 m3/hari/unit
Harikerjaefektif = 26 hariperbulan x 12
bulanpertahun
= 312 hari/tahun
Kemampuanalat = target produksi /
harikerjaefektif
=
725.610 m3 pertahun / 180 haripertahun
= 596,05 m3/hari
Jumlah
Chainsaw =
kemampuanalatperhari / produktivitasalatperunit
=
596,05 m3 pertahun / 12,00 m3 perhariperunit
= 47 unit
Cadangan
Chainsaw = 5 unit
Jumlah
tenaga kerja = 47 unit x 2 orang
= 95orang
2.
Penyaradan
Target
produksi = 177542,64
m3/tahun
Produktivitas
= 19,22 m3/hari/unit
Harikerjaefektif = 26 hariperbulan x 12
bulanpertahun
= 312 hari/tahun
Kemampuanalat = target produksi /
harikerjaefektif
=
177542,64 m3 pertahun / 312 haripertahun
=
596,05 m3/hari
Jumlah
Forwarder = kemampuanalatperhari
/ produktivitasalatperunit
=
596,05 m3 pertahun / 19,22 m3 perhariperunit
= 30 unit
Cadangan
Forwarder = 4 unit
Jumlah
tenaga kerja = 30 unit x 8 orang
= 240 orang
1.
MuatdanBongkar
Target
produksi = 177542,64
m3/tahun
Produktivitas
Barge = 22 m3/hari/unit
Harikerja
efektif = 26 hariperbulan x
12 bulanpertahun
= 312 hari/tahun
Kemampuan
alat = target produksi /
harikerjaefektif
=
177542,64 m3 pertahun / 312 haripertahun
= 596,05 m3/hari
Jumlah
Excavator =
kemampuanalatperhari / produktivitasalat perunit
=
596,05 m3 pertahun / 22 m3 perhariperunit
= 26 unit
Cadangan
Excavator = 3 unit
Jumlah
tenaga kerja = 26 unit x 8 orang
= 208 orang
4.
Pengangkutan
Target
produksi = 177542,64
m3/tahun
Produktivitas
Tuc Boat = 264 m3/hari/unit
Harikerjaefektif = 26 hariperbulan x 12
bulanpertahun
= 312 hari/tahun
Kemampuan
alat = target produksi /
harikerjaefektif
=
177542,64 m3 pertahun / 312 haripertahun
= 596,05 m3/hari
JumlahTuc
Boat = kemampuanalatperhari
/ produktivitasalatperunit
=
596,05 pertahun / 264 m3 perhariperunit
= 2 unit
CadanganTuc
Boat = 1 unit
Jumlah
tenaga kerja = 2 unit x 8 orang
= 16 orang
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.