PRAKTIKUM PENILAIAN HUTAN >>>Perhitungan Nilai Air Metode Valuasi : Contingen Valuation Method (CVM)
Mata Kuliah : Penilaian Hutan Hari
Praktikum : Selasa, 13.00-15.30
Perhitungan Nilai Air Metode Valuasi : Contingen
Valuation Method (CVM)
Kelompok 6 :
Taufik Iman Juhrianto E14110040
Ren Giat Bagus Permana E14110079
Sakinah Jihad E14110081
Kanda Raharja E14110090
Ida Bagus Made Baskara E14110095
Meirliene Rose E14110099
Muhamad Fajar E14110100
Ayu Listiana E14110121
Yudha BJ Nugroho E14110116
Asisten :
Anita Hafsari
Dosen :
Dr.Ir Bahruni, MS
DEPARTEMEN MANEJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air
merupakan kebutuhan
mendasar
makhluk hidup
untuk
mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Setiap harinya manusia tidak dapat hidup tanpa
air. Menjelaskan bahwa
meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya
sumber daya air menyebabkan
kebutuhan akan air bersih
menjadi masalah yang
sangat menekan hampir
di seluruh penjuru dunia.
Dua per tiga bagian dari bumi ini
terdiri
dari
air, namun
karena mulai menurunnya kualitas dan kuantitas air bersih suatu saat akan
mengalami kelangkaan
(Suparoko 2008).
Kebutuhan
air yang terus meningkat tidak
dapat diimbangi oleh siklus air yang
relatif tetap. Pertambahan penduduk,
meningkatnya pencemaran, menurunnya
kualitas cacthment area, alih fungsi lahan
karena aktifitas manusia menjadikan beberapa
daerah kekeringan di musim kemarau, dan banjir di musim penghujan. Melihat kondisi tersebut perlu adanya
perubahan orientasi dan paradigma masyarakat dan pembangunan agar lebih memerhatikan nilai nilai
kelestarian.
Nilai-nilai tersebut pada umumnya diukur berdasarkan keinginan
masyaraat untuk membayar perbaikan lingkungan atau menerima kompensasi terhadap
lingkungan. Untuk mengetahui keinginan dari masyarakat tersebut maka digunakan
penilaian berdasarkan survey kuisioner dengan pendekatan Willingness To Pay
(WTP). WTP merupakan suatu pendekatan untuk mengetahui jumlah harga yang mampu
dibayar oleh masyarakat untuk mempertahakan suatu kualitas lingkungan (Yakin
1997).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui
nilai Willingness to Pay (WTP)
2. Mengetahui
nilai air menggunakan metode valuasi
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi
Pengambilan
data praktikum ini dilakukan di Sungai Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor pada hari Kamis 4 Desember 2014 pukul 10.00 – 16.00 WIB.
Pengolahan data dilakukan di Kampus IPB Dramaga pada hari Sabtu 6 Desember
2014.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
ini berupa tallysheet, alat tulis, software Minitab 16, Microsoft Excel 2013,
sedangkan bahan yang digunakan adalah responden warga Desa Cihedeung sebagai
pengguna langsung Sungai Panguyungan sebanyak 20 responden.
Prosedur Pelaksanaan
Prosedur
pelaksanaan pengambilan data praktikum ini :
1. Mendatangi
responden pengguna langsung Sungai Panguyungan sebanyak 20 responden dan
beberapa poin pertanyaan
a. Tingkat
pendidikan, menanyakan tingkat pendidikan ini dengan dasar semakin tinggi
jenjang pendidikan maka kesediaan membayar air pada harga yang lebih mahal akan
semakin besar
b. Jumlah
anggota keluarga, menanyakan jumlah anggota keluarga dengan dasar semakin
tinggi jumlah anggota keluarga, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk
menggunakan air
c. Jarak
rumah ke sungai, menanyakan jarak rumah ke sungai dengan dasar, semakin jauh
jarak rumah ke sungai, maka semakin kecil penggunaan air per bulannya
d. Pendapatan
per bulan, menanyakan pendapatan perbulan dengan dasar, semakin tinggi
pendapatan perbulan, maka semakin besar kesediaan membayar air yang dibutuhkan
e. Jumlah
penggunaan air/bulan, dengan menanyakan jumlah penggunaan air ini, maka
diketahui besar pemanfaatan air sungai oleh warga
2. Pengolahan
data dengan menggunakan analisis regresi menggunakan software Minitab 16 dan
Microsoft Excel 2013.
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Valuasi Kontingen (Contingent Valuation Method)
adalah metode teknik survey untuk menyatakan penduduk tentang nilai atau harga
yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang
lingkungan. Prinsip yang mendasari metode ini adalah bahwa orang yang mempunyai
preferensi yang besar tetapi tersembunyi terhadap seluruh jenis barang
lingkungan, kemudian diasumsikan bahwa orang akan bertindak nantinya seperti
yang dia katakana ketika suatu hipotesis yang disodorkan kepadanya akan menjadi
kenyataan pada masa yang akan datang. Metode CVM ini secara
teknis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu teknis eksperimental melalui
simulasi dan teknik survei. Metode CVM sering digunakan untuk mengukur nilai
pasif sumber daya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaaan.
Metode CVM padadasarnya bertujuan untuk mengetahui keinginan membayar dari
masyarakat terhadap perbaikan lingkungan dan keinginan menerima kompensasi dari
kerusakan lingkungan.
Kelebihan
Contingent Valuation Method
1.
Dapat
diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal penting yaitu seringkali
menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasi manfaat dan dapat diaplikasikan
pada berbagai konteks kebijakan lingkungan.
2.
Dapat
digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang lingkungan di sekitar
masyarakat.
3.
CVM
memiliki kemampuan untuk mengestimasi nilai non-pengguna. Dengan CVM, seseorang
mungkin dapat mengukur utilitas dari penggunaan barang lingkungan bahkan jika
tidak digunakan secara langsung.
4.
Meskipun
teknik dalam CVM membutuhkan analisis yang kompeten, namun hasil dari
penelitian menggunakan metode ini tidak sulit untuk dianalisis dan dijabarkan.
Kelemahan
Contingent Valuation Method, teknik CVM memiliki kelemahan yaitu munculnya
berbagai bias dalam pengumpulan data.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kesediaan warga
sekitar Sungai Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga paling rendah
mencapai Rp 2.778/m3 hingga Rp 115.000/m3. Distribusi
kesidiaan warga dalam membayar disajikan pada pada Tabel 1.
Tabel 1. Kesedian
warga sekitar Sungai Panguyungan untuk membayar penggunaan air sungai per m3
No
|
kesediaan membayar (Rp/ bulan)
|
kesediaan membayar (Rp/ m3/orang)
|
1
|
230.000
|
76.667
|
2
|
230.000
|
115.000
|
3
|
100.000
|
25.000
|
4
|
150.000
|
25.000
|
5
|
25.000
|
6.250
|
6
|
100.000
|
33.333
|
7
|
100.000
|
25.000
|
8
|
25.000
|
4.167
|
9
|
25.000
|
8.333
|
10
|
125.000
|
31.250
|
11
|
70.000
|
11.667
|
12
|
60.000
|
15.000
|
13
|
60.000
|
8.571
|
14
|
25.000
|
5.000
|
15
|
25.000
|
8.333
|
16
|
25.000
|
4.167
|
17
|
25.000
|
2.778
|
18
|
25.000
|
5.000
|
19
|
25.000
|
5.000
|
20
|
25.000
|
3.571
|
Tingkat pendidikan warga sekitar
Sungai Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga sebagian besar adalah
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Distribusi tingkat
pendidikan warga tersebut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat
pendidikan warga sekitar Sungai Panguyungan
No
|
Tingkat Pendidikan
|
Lama pendidikan (tahun)
|
1
|
SD
|
6
|
2
|
SMA
|
12
|
3
|
SD
|
6
|
4
|
SMP
|
9
|
5
|
SD
|
6
|
6
|
SMA
|
12
|
7
|
SMA
|
12
|
8
|
SD
|
6
|
9
|
SMA
|
12
|
10
|
SD
|
6
|
11
|
SD
|
6
|
12
|
SMA
|
12
|
13
|
SMA
|
12
|
14
|
SD
|
6
|
15
|
SD
|
6
|
16
|
SMP
|
9
|
17
|
SD
|
6
|
18
|
SD
|
6
|
19
|
SD
|
6
|
20
|
SD
|
6
|
Jumlah
anggota keluarga dalam satu keluarga warga sekitar Sungai Panguyungan, Desa
Cihideung, Kecamatan Dramaga berkisar antara 2 orang dalam satu keluarga hingga
9 orang dalam satu keluarga. Distribusi jumlah keluarga dalam satu keluarga
warga tersebut disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Jumlah
anggota keluarga dalam satu keluarga
No
|
Jumlah anggota (orang)
|
1
|
3
|
2
|
2
|
3
|
4
|
4
|
6
|
5
|
4
|
6
|
3
|
7
|
4
|
8
|
6
|
9
|
3
|
10
|
4
|
11
|
6
|
12
|
4
|
13
|
7
|
14
|
5
|
15
|
3
|
16
|
6
|
17
|
9
|
18
|
5
|
19
|
5
|
20
|
7
|
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Jarak rumah warga Sungai
Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga hingga ke pinggir sungai
berkisar antara 15 meter hingga 177 meter. Distribusi jaral rumah warga hingga
ke bibir sungai disajikan pada Tabel 4.
Tabel
4. Jarak rumah warga hingga ke bibir sungai
No
|
Jarak ke sungai (meter)
|
1
|
100
|
2
|
102
|
3
|
150
|
4
|
160
|
5
|
20
|
6
|
175
|
7
|
177
|
8
|
25
|
9
|
21
|
10
|
150
|
11
|
145
|
12
|
17
|
13
|
15
|
14
|
10
|
15
|
30
|
16
|
10
|
17
|
10
|
18
|
20
|
19
|
30
|
20
|
30
|
Pendapatan
warga Sungai Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga per bulan berkisar
antara Rp 400.000 per bulan hingga Rp 3.000.000 per bulan. Distribusi
pendapatan warga disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5.
Pendapatan warga sekitar sungai per bulan
No
|
Pendapatan warga (Rp)
|
1
|
2.000.000
|
2
|
1.500.000
|
3
|
2.100.000
|
4
|
2.100.000
|
5
|
1.000.000
|
6
|
1.400.000
|
7
|
1.500.000
|
8
|
1.000.000
|
9
|
3.000.000
|
10
|
3.000.000
|
11
|
500.000
|
12
|
1.500.000
|
13
|
500.000
|
14
|
450.000
|
15
|
500.000
|
16
|
500.000
|
17
|
500.000
|
18
|
500.000
|
19
|
500.000
|
20
|
800.000
|
Jumlah pemakaian
air Sungai Panguyungan, Desa Cihideung, Kecamatan Dramaga dalam satu keluarga
berkisar antara 30 m3/bulan hingga 135 m3/bulan. Distribusi pemakaian air warga
sekitar sungai disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Pemakaian
air oleh warga dalam satu keluarga per bulan
No
|
Pemakaian air (m3/bulan)
|
1
|
48
|
2
|
30
|
3
|
63
|
4
|
92
|
5
|
65
|
6
|
45
|
7
|
60
|
8
|
91
|
9
|
43
|
10
|
67
|
11
|
80
|
12
|
55
|
13
|
90
|
14
|
70
|
15
|
45
|
16
|
85
|
17
|
135
|
18
|
77
|
19
|
75
|
20
|
105
|
Berdasarkan data-data yang diperoleh
di atas dapat dibuat sebuah persamaan regresi kesediaan warga untuk membayar
(Y) dengan variable tingkat pendidikan (X1), jumlah anggota keluarga (X2),
jarak rumah ke sungai (X3), pendapatan per bulan (X4), penggunaan air per bulan
(X5). Persamaa yang diperoleh Y = 3375 + 129 X1 + 166 X2 + 33.2 X3 + 0.00058 X4
- 47 X5.
Predictor
|
Coef
|
SE Coef
|
T
|
P
|
Constant
|
3375
|
4924
|
0.69
|
0.504
|
X1
|
129.0
|
401.2
|
0.32
|
0.753
|
X2
|
166
|
3398
|
0.05
|
0.962
|
X3
|
33.21
|
14.20
|
2.34
|
0.035
|
X4
|
0.000578
|
0.001389
|
0.42
|
0.683
|
X5
|
-47.4
|
236.4
|
-0.20
|
0.844
|
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Aanalisis of Variance
Source
|
DF
|
SS
|
MS
|
F
|
P
|
Regression
|
5
|
171839788
|
34367958
|
2.83
|
2.83
|
Residual Error
|
14
|
169914897
|
12136778
|
||
Total
|
19
|
341754685
|
PEMBAHASAN
Berdasarkan
data yang diperoleh maka model persamaan yang di dapat yaitu Y= 3375 + 129 X1 +
166 X2 + 33.2 X3 + 0.00058 X4 – 47 X5 , dimana variable (Y) menjelaskan kesedian warga untuk membayar air yang di
duga dipengaruhi oleh variable-variabel lainnya seperti (X1) tingkat pendidikan, (X2) jumlah anggota
keluarga , (X3) jarak rumah ke sungai, (X4) pendapatan perbulan, dan (X5)
penggunaan air perbulan. Dimana kesedian masyarakat sekitar Sungai Panguyungan
desa Cihideung untuk membayar air diperoleh angka R2 (R Square)
sebesar 0,503 atau (50,3%). Berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 50,3%. Berarti terdapat 49,7%
varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. Atau variasi variabel bebas yang
digunakan dalam model (tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jarak rumah
ke sungai, pendapatan perbulan, dan penggunaan air perbulan) mampu menjelaskan sebesar 50,3%
variasi variabel terikat (kesedian seseorang untuk membayar air). Sedangkan
sisanya sebesar 49,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka
tampak bahwa nilai R Square adalah antara 0 sampai
dengan 1.Semakin mendekati 1 nilai R2 maka kecocokan model
dikatakan baik.
Adjusted
R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan yaitu sebesar 32,5 % ,
nilai ini selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga
negatif. Regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai
koefisien determinasi.
Uji
T dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel yang digunakan dalam regresi
berpengaruh nyata atau tidak nyata terhadap variabel terikat. Regresi ini
dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 %. Berdasarkan hasil perhitungan regresi
yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel kesediaan warga
untuk membayar (Y) dengan variable tingkat pendidikan (X1), jumlah anggota
keluarga (X2), jarak rumah ke sungai (X3), pendapatan per bulan (X4) dan
penggunaan air per bulan (X5), dapat terlihat variabel-variabel yang
berpengaruh nyata dan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y. Suatu
variabel dikatakan berpengaruh nyata apabila nilai T hitung dari variabel
tersebut lebih kecil dari T tabel. Dari uji T, diketahui nilai T hitung untuk
setiap variabel. Nilai T tabelnya sendiri adalah 2,015. Dengan demikian
variabel X1, X2, X4, dan X5 berdasarkan uji statistik merupakan variabel yang
berpengaruh nyata terhadap nilai Y. Hal tersebut dikarenakan nilai T hitung
dari ke empat variabel tersebut lebih kecil dari T tabel. Sedangkan variable X3
tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel Y karena nilai T hitung dari
variabel tersebut lebih besar dari T tabel. Variabel X3 (jarak rumah ke sungai)
ternyata tidak berpengaruh nyata dalam menentukan nilai variabel Y. Namun
demikian, hasil ini tidaklah mutlak. Dilokasi tertentu lainnya pengaruh jarak
rumah ke sungai bisa jadi berpengaruh nyata terhadap kesediaan untuk membayar.
Penilaian yang diberikan responden terhadap suatu komoditas juga sangat
tergantung pada tingkat kebutuhan responden tersebut terhadap komoditas itu
sendiri. Lokasi tempat pengambilan data dilakukan merupakan tempat yang
warganya masih menggunakan sungai untuk mencuci. Sedangkan kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan air seperti mandi, air untuk diminum tidak menggunakan
air di sungai. oleh karena itu, semakin dekat jarak rumah warga dari sungai
tidak menjadikan warga mempunyai motivasi lebih besar untuk menggunakan air di
sungai tersebut. Menurut hasil wawancara yang dilakukan, sebagian warga
terkadang memilih untuk menggunakan air sumur meskipun sebenarnya jarak rumah
mereka dengan sungai tidak terlalu jauh. Beberapa responden mengungkapkan bahwa
air di sumur lebih bersih dibandingkan air di sungai sehingga mereka lebih
memilih untuk menggunakan air sumur dengan konsekuensi bahwa mereka harus
membayar listrik dan mengeluarkan uang untuk membeli mesin pemompa air, namun
terkadang mereka juga masih menggunakan air sungai untuk mencuci walaupun
dengan frekuensi yang lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya juga
dilakukan uji F terhadap hasil regresi. Nilai F hitung dari variabel-variabel
yang digunakan adalah sebesar 2,83. Nilai F hitung ini lebih kecil dari F tabel
yang besarnya adalah 3,025. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara
kesuluruhan kelima variabel yang digunakan tersebut berpengaruh nyata terhadap
nilai variabel Y. Persamaan yang dihasilkan dalam regresi ini untuk menghitung
nilai variabel Y juga dapat diterima karena nilai R2 lebih dari 50%.
Namun demikian, persamaan ini bukanlah persamaan terbaik dalam menentukan nilai
variabel (Y) karena nilai R2 yang dihasilkan dalam regresi ini hanya
sedikit lebih tinggi dari 50%. Semakin tinggi nilai R2, maka
variabel-variabel yang digunakan dalam perhitungan regresi mempunyai tingkat
lebih tinggi dalam mempengaruhi variabel terikat sehingga pendugaan nilai
variable tersebut semakin mendekati kenyataan yang sesungguhnya.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
KESIMPULAN
1. Berdasarkan
uji T, Variabel X1, X2, X4, dan X5 berpengaruh nyata terhadap nilai variabel Y
sedangkan variabel X3 tidak berpengaruh nyata terhadap nilai variabel Y.
2. Berdasarkan
uji F variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan nilai variabel Y secara
keseluruhan berpengaruh nyata terhadap nilai variabel Y
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
DAFTAR PUSTAKA
Suparoko,
M. 2008. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan edisi 4. BPFE: Yogyakarta.
Yakin,
A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan kebijaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan. Akademika Pressindo: Jakarta.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.