SAAT-SAAT TERAKHIR BUNG KARNO SETELAH TERUSIR DARI ISTANA NEGARA (Part 2)
Kisah nyata:
SAAT-SAAT TERAKHIR BUNG KARNO SETELAH TERUSIR DARI ISTANA NEGARA (Part 2)
SAAT-SAAT TERAKHIR BUNG KARNO SETELAH TERUSIR DARI ISTANA NEGARA (Part 2)
Ia berteriak " Sakit....Sakit ya Allah...Sakit..." tapi
tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan.
Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung
Karno di depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa
kemanusiaan, dan air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa
kemanusiaan itu.
Hatta yang dilapori kondisi Bung Karno menulis surat pada
Suharto dan mengecam cara merawat Sukarno. Di rumahnya Hatta duduk di
beranda sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu
dia bicara pada isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Bung Karno.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
"Kakak tidak mungkin kesana, Bung Karno sudah jadi tahanan politik" ujar istri bung hatta.
Hatta menoleh pada isterinya dan berkata "Sukarno adalah
orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan
dalam suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada
perbedaan diantara kami itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita
Sukarno disakiti seperti ini".
Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk
bertemu Sukarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia
diperbolehkan menjenguk Bung Karno.
Hatta datang sendirian ke kamar Bung Karno yang sudah
hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit ginjal. Bung Karno
membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu,
No" kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah basah.
Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih
lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou?" kata Bung Karno dalam bahasa
Belanda - Bagaimana pula kabarmu, Hatta - Hatta memegang lembut tangan
Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Bung
Karno dan Bung Karno menangis seperti anak kecil.
Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang
bau dan jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan
bangsa ini di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang
menyesakkan dada.
Tak lama setelah Hatta pulang, Bung Karno meninggal. Sama saat Proklamasi 1945
Bung Karno menunggui Hatta di kamar untuk segera membacai Proklamasi,
saat kematiannya-pun Bung Karno juga seolah menunggu Hatta dulu, baru ia
berangkat menemui Tuhan...
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Sumber : dari berbagai sumber
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.