Musim Kemarau Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan
Oleh : Yudha BJ Nugroho
[21
Agustus 2018]
Beberapa bulan belakangan ini, panas
matahari begitu terasa di kulit, sangat menyengat dan terasa lebih membakar.
Musim kemarau mulai tiba, lahan kering, sawah gersang dan debu mulai
bertebaran. Masyarakat mulai banyak yang kesulitan air untuk kebutuhan sehari –
hari dan kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK).
Hal yang sangat menjadi prioritas pada
musim kemarau adalah antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Membakar masih
menjadi pilihan bagi masyarakat untuk membuka lahan, dengan menggunakan api
yang tentunya sangat murah dapat membersihkan lahan yang akan digarap hingga
berhektar-hektar.
Bagi mereka membuka lahan untuk menyambung
kebutuhan hidup adalah hal utama, namun tentunya membakar disini adalah yang
mempunyai perencanaan dan penjagaan yang jelas. Bukan membakar lalu di tinggal.
Masyarakat yang berniat untuk membakar juga harus punya niat untuk memadamkan
jika api yang dibuat membesar dan tidak terkendali.
Pantauan satelit terhadap sebaran titik
panas di wilayah Indonesia, mayoritas di daerah Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Barat (Modis Information LAPAN 21 Agustus 2018 07:35 WITA). Sebaran titik
panas seluruh Indonesia mencapai 997 titik panas.
Gambar 1 : Sebaran Hotspot (Sumber : http://modis-catalog.lapan.go.id/monitoring/) |
Ini tentunya harus menjadi perhatian khusus untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mencegah Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan. Masih ingat di benak kita, pada tahun 2015, kabut asap melanda sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat. Kebakaran yang terjadi bukan hanya lahan msyarakat, namun juga lahan perusahaan hutan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Perusahaan hutan yang arealnya berbatasan
dengan lahan masyarakat sangat mudah terkena dampak jika masyarakat sedang
membakar lahan. Bukan hanya seluruh sumberdaya dikerahkan untuk memadamkan,
namun juga mengarah dampak terhadap izin usaha perusahaan tersebut.
Musim kemarau terasa sangat menyengat, ketersediaan
air yang minim, tentunya sebagai manusia yang beradab, jangan sampai membuat ‘panas’
ini menjadi bertambah karena api.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Yudha bj
nugroho
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.