T E R H A L A N G OLEH T E R A N G Mencatat Dedikasi Kepala Daerah Pro-LH
By HK#diharipotongkambing, 2018.
[23 Agustus 2018]
Kegagalan melihat atau mendatangi suatu tempat biasanya dapat
terhalang oleh gunung, dinding, jurang; yang ini terhalangi oleh terang. Terhalangi
sesuatu yang dianggap sebagai kebenaran atau cahaya bagi kegelapan. Hanya
anggapan.
Minggu lalu saya mengisi suatu DikLatPim, untuk memberi konsep dan
ilustrasi prakteknya, bagaimana masalah yang benar terhalangi oleh cara pikir
yang sudah menahun; terhalangi oleh "terang". Juga ilustrasi dalam
praktek-prakteknya, bagaimana masalah yg benar dapat ditemukan dan alternarif
solusinya dapat dikerjakan.
Untuk tipe kelembagaan (K-1) dimana tupoksi seseorang dibatasi hanya
membuat jendela, maka jika ada rumah yang rusak, cenderung dikatakan:
_"rumah itu baik-baik saja"._ Karena yang dilihat hanya jendelanya
yang sudah ada dan masih baik. By design, tidak boleh melihat yang lain,
kecuali jendela. Itu disebut dihimpit persoalan struktural sebagai _policy
trap,_ yang justru menjadi cara kerja selama ini. Cara spt itu dapat disalahkan
masyarakat, karena rumah dan bukan jendela yang mereka butuhkan.
Gambar 1 : Ilustrasi Pemerintah (sumber : https://bimbinganislam.com/wp/wp-content/uploads/2017/02/Larangan-Mencela-Pemerintah.jpg) |
Jadi, di situ ada dua jenis kebenaran. Birokrasi benar karena
menjalankan tupoksi. Masyarakat juga benar karena mereka butuh rumah yang tidak
rusak. Ilustrasi itu serupa dengan dua kebenaran berbeda lainnya: benar sudah
menanam pohon sesuai tupoksi (membuat jendela), dan tetap disalahkan
masyarakat, karena mereka tetap kehabisan air di musim kemarau dan kebanjiran
di musim hujan (butuh rumah bagus).
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Tipe kelembagaan lainnya (K-2), pemain bola dengan posisi sebagai
_back_, walaupun tugas utamanya menghalangi bola dari penyerang lawan, tetapi
ketika bola di kakinya berada di depan tiang goal lawan, tidak akan mengumpan
ke penyerang timnya dan akan langsung memasukkan bola itu ke goal lawan. Dan
penyerang timnya tidak pernah mempersoalkan tugas utama pemain _back_ itu. Dan
semua pemain di timnya akan senang.
Pemain sepak bola dengan K-2 punya tugas pokok, tetapi juga punya
fleksibilitas melihat kebutuhan nyata di lapangan, asalkan sportif dan sejalan
dengan upaya menghasilkan outcome. Yaitu memenangkan pertandingan. Berbeda jika
kerja di lingkungan K-1. Unit-unit kerja dapat rebutan atau sebaliknya, unit
kerja dengan fungsi lain tidak pernah ada ketika diperlukan, karena bekerja di
tempat lain.
Saya melihat bahwa tupoksi yang diterapkan di lembaga
pemerintah/pemda dengan segala regulasi membuat program dan anggaran serta
sistem pengawasannya saat ini, menjadi persoalan paling mendasar bagaimana
"masalah-masalah" malah diperebutkan. Padahal bukan itu masalahnya.
Itu hanya masalah di dalam pikiran, tetapi bukan masalah di lapangan, karena
kondisi lapangan cenderung diabaikan.
Inovasi Pemimpin
Para kepala daerah yang menjadi kandidat pemenang Nirwasita Tantra
_(green leadership)_ umumnya dapat mengatasi _policy trap_ di atas. Dari
penilaian yang dilakukan tahun ini dan tahun sebelumnya, hampir seluruh
kelompok the best leader itu, punya kesamaan strategi kerja.
Pertama, menguasai detail lapangan hampir seluruh aspek yg ditangani,
sehingga tahu apa yg harus dikerjakan, teknisnya bagaimana, dng siapa, tahapnya
apa, mengetahui cara efisiensi dan cara menghadapi hambatan, bahkan ancaman.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Kedua, umumnya menggunakan logika-logika "masyarakat berubah
mengikuti sistem insentif yang dijalankan" dan bukan dipaksa, serta
"dukungan masyarakat hadir ketika fakta-fakta kebutuhannya
diperbaiki". Argumentasi perbaikan individual maupun sosial berjalan diseputar
logika-logika itu. Bukan logika administrasi.
Ketiga, mampu membalik penolakan menjadi dukungan melalui perbaikan
fakta, trust, dan demokrasi deliberatif (tahu aspirasi masy dari tingkat RT,
bukan hanya menepati janji pelaks kegiatan, tetapi juga memperingatkan masyarakat
yg ingkar janji atas kewajibannya)
Keempat, pada tingkat tertentu (ada yg 100% ada yg baru 30%)
menggunakan ketepatan dan kecepatan instrumen online, termasuk hasil kerja,
penggunaan sarana kantor, kontrol oleh publik, konsultasi kesehatan dan persoalan
keluarga, yg memotong sampai 90% penggunaan ATK. Akibatnya tdk pernah ada
antrian di tempat2 pelayanan publik. Syaratnya sadar akuntabilitas dan
transparansi bagi publik.
Kelima, mampu memilih strategi terbaik dari beberapa strategi
mencapai tujuan. APBD ada yg harus dimisalkan sebagai investasi. Strategi
terbaik suatu kegiatan yaitu bila menghasilkan _"economic & social
benefit"_ tinggi. Kegiatan tidak pernah dibuat, sebelum tahu persis soal
yg dihadapi masyarakat di lapangan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Keenam, OPD punya SDM sedikit di kantor, banyak di tingkat kelurahan
dan kecamatan. Dng tujuan komunikasi Pemda dan masyarakat harus intensif karena
disitulah titik pusat informasi, pelayanan dan perubahan. Dng prinsip, yg
berubah dan menjadi lebih baik adalah rakyatnya, bukan Pemdanya.
Ketujuh, membalik fenomena jika investasi (ekonomi) naik, lingkungan
rusak. Ada yg dng fokus lingkungan kota (sampai bisa menurunkan suhu rata2
kota, menghapus lahan2 kumuh, meningkatkan serapan air dan danau buatan), PAD
semula sekitar Rp 600 milyar 2013, kini menjadi Rp 5 trilyun. Pegawai pelayanan
publik sampai harus diganti hari liburnya, krn sabtu minggu senantiasa
dibanjiri wisatawan asing dan domestik.
Kedelapan, tantangan terberat adalah tekanan politik baik dari dalam
partainya (kasus berpartai) atau tdk punya kewenangan menyelesaikan masalah di
kotanya, intervensi pusat, atau tekanan pemodal super kuat. Kiat _"terbaik
daerah dan rakyatnya"_ dijalankan atas tekanan-tekanan tsb. Keberanian itu
akhirnya menular ke masyarakatnya sehingga mampu ikut menjaga obyektivitas
pengambilan keputusan.
Jadi, di tengah2 haru biru politik dan kepentingan yang memusatkan
pada kekuasaan elite, ada sejumlah pemimpin yang berbuat nyata mengatasi
masalah. Ada yang menyebut: _"Kalau saya memikirkan tekanan, saya tidak
akan bekerja. Jadi nekad saja. Saya tahu ini baik bagi rakyat saya, ya saya
jalankan saja"._
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Dedikasi, kepedulian, ketelitian, kreativitas serta keberanian
menghadapi tekanan dan hambatan sedang dijalankan para pemimpin ini. Kuncinya
dapat menyajikan fakta perbaikan bagi masyarakat, melalui kemampuan menghalau
penghalangnya, baik yang gelap maupun yang terang.
Secara tersirat mereka berani melawan pengabaian, penertawaan, maupun
ancaman. Yang demikian itu pernah disebut Mahatma Gandhi, … _First they ignore
you, then they laugh at you. Then they fight you. Then you win_ ●
Dari berbagai
Sumber.
Yudha BJ Nugroho
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.