Jurus Tiga Otoritas Ekonomi Hadapi Pelemahan Rupiah
REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Ahmad Fikri Noor, Iit
Septiyanigsih
[14 Sept 2018]
Bank Indonesia (BI) akan terus menerapkan kebijakan moneter
ketat hingga 2019. Langkah ini diperlukan untuk menjaga nilai tukar di tengah
ketidakpastian global yang masih akan berlanjut hingga tahun depan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara
mengatakan, bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (the Fed)
masih akan menaikkan suku bunganya pada 2019. Sehingga, negara-negara lain
perlu ikut menyesuaikan suku bunga.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
"Kebijakan BI pada 2019 masih harus hawkish. AS
pasti naikkan suku bunga, negara tetangga juga," kata Mirza saat mengikuti
rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Kamis (13/9).
Dalam terma ekonomi keuangan, istilah hawkish yang
disampaikan Mirza umumnya mengarah ke 'langkah agresif'. Lawan dari hawkish
adalah dovish, yang mengacu pada konservatif, tidak agresif.
BI memperkirakan, Mirza menjelaskan, the Fed akan kembali
menaikkan suku bunga di rentang 0,75 persen-1,25 persen pada 2019. Jika itu
terjadi, Indonesia perlu menyesuaikan suku bunga demi menjaga daya tarik pasar
keuangan sehingga dana asing tetap masuk ke dalam negeri.
Sejak Mei 2018, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga
acuannya sebesar 1,25 persen dari 4,25 persen menjadi 5,5 persen. Terakhir,
kenaikan dilakukan pada rapat dewan gubernur (RDG) BI pada pertengahan Agustus
2018. RDG tersebut memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7DRR)
sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen.
Walau tahun depan suku bunga the Fed akan naik lagi, Mirza
meyakini tekanan global dapat lebih terkontrol. Atas alasan itu pula, BI dan
pemerintah berani memasang asumsi kurs dalam RAPBN 2019 sebesar Rp 14.300-Rp
14.700 per dolar AS.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
BI menduga kenaikan suku bunga the Fed akan terjadi dari level 2
persen menjadi 3,25 persen. Rentang kenaikan itu tidak akan menimbulkan gejolak
global ketika suku bunga the Fed naik dari 0,25 persen menjadi 2 persen.
Yudha bj
Nugroho
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.