Masa Tenang
Oleh : Yudha BJ Nugroho
[16
April 2019]
Demam Pemilu tahun ini cukup membuat geger
publik. Rasa – rasanya ini adalah pemilu yang sangat meninggalkan cerita
tersendiri dibandingkan sejarah pemilu Indonesia di masa – masa sebelumnya.
Mulai dari proses tahapan lolosnya peserta
partai politik yang penuh drama di pemberitaan nasional, hingga masa kampanye
yang penuh dengan hoax dan berita ngawur
berseliweran di jagat media sosial dan media massa lainnya sepanjang hari.
Gambar 1 : Komisi Pemilihan Umum (Sumber : https://d3jhb4ogiicqpu.cloudfront.net/wp-content/uploads/2019/02/kpu-benarkan-ada-kotak-suara-pemilu-2019-rusak-kena-hujan_m_-640x421.jpg) |
Memang pemilu tahun ini kita akan memilih 4
anggota dewan dan 1 calon presiden. Namun entah mengapa pemilu tahun ini yang
selalu diunggulkan ‘Pemilu Serentak’ justru membuat pemilihan 4 anggota dewan
ini serasa tertutup.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Masyarakat hanya tertuju pada pemilihan
presiden dan wakil presiden saja, bahkan mungkin ada yang segitu fanatiknya
sampai ia hafal program kerja apa yang akan dilakukan ketika terpilih nanti.
Padahal seharusnya kita sadar, jika kita
tinggal ditengah hierarki kehidupan politik yang majemuk. Kita tidak secara
langsung diperintah oleh presiden dan wakil presiden. Namun ada anggota dewa(n)
yang terhormat, selaku pemegang keputusan mewakili suara masyarakat banyak.
Justru inilah yang kita kesampingkan,
terlalu fokus pada calon presiden dan wakil presiden, sampai – sampai kita
tidak tahu visi dan misi calon anggota legislatif yang aka kita pilih, bahkan
rekam jejak dari para caleg pun kita tidak tahu, dan tidak mau tahu.
Miris memang, kita akan memilih orang yang
belum kita ketahui tujuan hidupnya jika terpilih kelak.
Inilah yang sampai sekarang saya merasa
bahwa Pemilu Serentak ini kurang efektif. Karena masyarakat tidak mau tahu
program kerja, latar belakang, dan rekam jejak para calon anggota legislatif
ini akibat tertutupi oleh sosok sang calon presiden dan calon wakil presiden.
Saya berpendapat, sebaiknya dimasa
mendatang pemilu presiden dan anggota legislatif ini dibedakan waktunya, bukan
masalah budget atau penghematan anggaran, namun untuk kemaslahatan, agar
masyarakat diberikan kesempatan untuk mengenal para tokoh yang akan dipilih.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Suara masyarakat terwakili oleh anggota
dewa(n) ini, akan sangat buruk jika masyarakat mempercayakan suaranya apda
pribadi yang salah.
Yudha BJ
Nugroho
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.