Sejarah Jiwasraya : Perusahaan Asuransi Warisan Kolonial Belanda
tirto.id
- Prahara keuangan yang menimpa Jiwasraya, perusahaan asuransi tertua di
Indonesia, mengingatkan kembali kisah sejarah perseroan milik negara tersebut.
Sepuluh tahun lalu Jiwasraya pernah terbelit utang Rp6,7 triliun. Pelan-pelan
utang itu diklaim lunas pada 2014. Perusahaan merayakannya dengan syukuran
besar-besaran serta mengubah logo.
Gambar 1 : Ilustrasi Jiwasraya (Sumber : https://mmc.tirto.id/image/otf/700x0/2019/01/29/hl-ilustrasi-jiwasraya-05_ratio-16x9.jpg) |
Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2017,
dipuji Dahlan Iskan, Menteri BUMN saat itu, karena mampu menyelesaikan utang
tanpa tambahan modal dari pemerintah.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Namun, dari penyelidikan kami, manajemen Hendrisman tidak
benar-benar menyelamatkan keuangan Jiwasraya.
Dari penyisiran laporan keuangan perusahaan dan langkah
investasi mereka, kami menyebut kepemimpinan Jiwasraya menggerogoti keuangan
perusahaan lewat dana investasi. Salah satu imbasnya, lewat skema produk
asuransi berbalut investasi bernama JS Proteksi Plan, Jiwasraya gagal membayar
polis jatuh tempo kepada 1.286 pemegang polis senilai Rp802 miliar.
Bagaimana sejarah Jiwasraya?
Asal-usul perusahaan asuransi di Indonesia bisa ditarik sejak
periode 1800-an di Hindia Belanda. Kedatangan administrasi kolonial Hindia
Belanda telah menarik orang-orang Belanda datang ke wilayah yang kini disebut
"Indonesia." Mereka adalah pedagang, pegawai, atau serdadu.
Banyak orang Belanda ini membuat beberapa perusahaan jasa,
termasuk asuransi. “Kemudian maskapai-maskapai asuransi yang berkedudukan di
Negeri Belanda meluaskan daerah operasinya ke Indonesia (yang masih disebut
Hindia Belanda) dengan mendirikan cabang atau filial,” tulis Radiks Purba dalam
Memahami Asuransi di Indonesia (1992).
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pada dekade era Tanam Paksa (1830-1870), perusahaan asuransi
bermunculan di Hindia Belanda, menurut Radiks Purba. Ia menyebut beberapa nama
perusahaan kerugian, di antaranya Bataviasche Zee en Brand Assurantie
Maatschappij (1843), N.V. Assurantie Mij Nederlansche Lloyd (1853), serta
Assurantie Mij Langeveld Schroeder dan Assurantie Mij Blom van der Aa.
Ada juga perusahaan asuransi kebakaran. Yang terkenal adalah
Indische Lloyd, anak cabang N.V. Assurantie Mij Nederlansche Lloyd, yang eksis
sejak 1 September 1916 dan bertahan dengan nama PT. Lloyd Indonesia.
Perusahaan asuransi jiwa yang dianggap tua (juga masih ada
penerusnya hingga sekarang) adalah Nederlandsche Indische Levensverzekering en
Lijfrente Maatschappij (NILMIJ), yang berdiri di Batavia pada 1859. Modalnya
tergolong asing karena perusahaan ini sudah lebih dulu ada sebelum beroperasi
di Batavia.
Selain NILLMIJ, menurut Rasyid Muhammad dalam Tata Cara dan
Manfaat Asuransi Jiwa (1995), ada juga De Bataviasche Onderlinge
Levensverzekerings Maatschappij, yang didirikan lewat modal orang-orang Belanda
di Batavia.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ada juga NV Levensverzekerin Maatschappij De Nederlanden van
(1845), yang berpusat di Den Haag dan bercabang di Batavia; Onderling
Levensverzekering Maatschappij Ons Belang (Levob) yang berpusat di Amersfooort;
dan NV Levensverzekerin Maatschappij Hav Bank (Handelsvereniging Bank) yang
berpusat di Schiedam.
Gambar 2 : Riwayat Jiwasraya (Sumber : https://mmc.tirto.id/image/2019/01/29/05-riwayat-jiwasraya--indepth--lugas_6.jpg) |
Asuransi
untuk Serdadu Belanda
NILLMIJ memasang iklan di koran-koran, termasuk koran untuk
pensiunan KNIL bernama Trompet. Majalah ini tampaknya tak hanya dibaca kaum
pensiunan, tapi juga keluarga dan serdadu-serdadu KNIL yang masih aktif.
Dalam beberapa edisi majalah Trompet, antara 1939 dan 1940,
NILLMIJ pasang iklan. Harapannya, banyak serdadu KNIL mau jadi pemegang
polisnya.
Serdadu, tentu, adalah profesi yang dekat dengan kematian dan
cacat. Serdadu juga manusia dan, karena itu, mereka punya keluarga. Jika si
serdadu mampus demi Ratu Belanda atau setidaknya cacat, dalam sebuah
pertempuran lawan pemberontak, anak-istrinya bisa ditimpa kemalangan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Hidup serdadu berpangkat di atas kopral tentu lebih baik
daripada serdadu berpangkat rendahan biasa. Banyak serdadu gagal mencapai
pangkat kopral setelah hampir tiga dekade berdinas. Dan tak semua serdadu
bawahan mengerti pentingnya tabungan di masa depan.
Banyak serdadu KNIL bawahan hanya berpikir untuk hidup hari
ini. Di masa tuanya, ketika pensiun atau setelah kematiannya, keluarganya harus
menanggung susah.
Dalam sebuah iklan di Trompet (nomor 65, Juni 1939), uang
tanggungan yang diberikan jika terjadi hal tak diinginkan setidaknya mulai dari
100 gulden. Saat itu uang 100 gulden sangatlah besar. Gaji serdadu rendahan
saja sekitar 10 gulden.
Pengajuan polisnya bisa dilakukan lewat kepala pengurus
maupun pengurus cabang dari Bond van Inheimsche Gepensionneerde Militaire
(Perkumpulan Pensiunan Militer Pribumi). Perkumpulan ini diisi banyak serdadu
dari suku Jawa dan lainnya.
Kehadiran NILLMIJ agaknya bisa membantu Kerajaan Belanda
dalam mengucapkan terima kasih kepada para serdadu jika tertimpa celaka. Setelahnya,
NILLMIJ bisa membantu mengurusi keluarga yang ditinggalkan.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
“Demikianlah, kamu sudah mempertahankan tanah airmu [...]
Demikian pulalah hendaknya caranya kamu sekarang menjaga anak istrimu,” tulis iklan NILLMIJ. Dan, bukan cuma serdadu yang jadi pasar
nasabah NILLMIJ.
Nasionalisasi:
Jadilah Jiwasraya
NILLMIJ bertahan hingga hari ini. Perusahaan asuransi yang
didirikan pada 31 Desember 1859, dengan akta Notaris William Hendry Herklots
bernomor 185, ini dikenal dengan nama Asuransi Jiwasraya. Namun, NILLMIJ bukan
satu-satunya yang menjadi cikal-bakal perusahaan Asuransi Jiwisraya yang
sekarang.
NILLMIJ bernasib seperti kebanyakan perusahaan Belanda lain
di zaman nasionalisasi perusahaan asing. Pada 17 Desember 1960, NILLMIJ
dinasionalisasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 1958.
NILLMIJ menjadi satu dari sembilan perusahaan asuransi yang
disatukan setelah Hindia Belanda bubar.
Kesembilan perusahaan itu, seperti tercantum dalam situs web
resmi Jiwasraya, digabung dalam sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan nama
Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera. Nama itu hanya bertahan sebentar. Pada 1 Januari
1965, berdasarkan Keputusan Menteri PPP Nomor BAPN 1-3-24, namanya diubah
menjadi Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Tepat setahun kemudian, berdasarkan SK Menteri Urusan
Perasuransian Nomor 2/SK/66, namanya menjadi Perusahaan Negara Asuransi
Djiwasraja, setelah PT Pertanggungan Djiwa Dharma Nasional diambilalih oleh
pemerintah dan digabungkan ke dalamnya.
Perusahaan ini sempat menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Asuransi Jiwasraja. Pada 1984, ia berubah menjadi PT Asuransi Jiwasraya.
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Fahri Salam
Sumber : Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Jiwasraya: Perusahaan Asuransi Warisan Kolonial Belanda", https://tirto.id/dflc
--------------------
Schrijver.
Yudha BJ Nugroho
Copyright. 2020.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.