Perawat dan Pasien Novel Corona Virus (N-CoV)
Oleh : Schrijver
Virus
Corona masih menjadi headline di beberapa media, baik media elektronik maupun
media cetak. Di negara yang mendominasi penularan virus ini, Tiongkok, penanganannya
serius dilakukan. Bahkan ketika rumah sakit di Provinsi Hubei kewalahan dalam
melayani membludaknya pasien, pemerintah negeri Tirai Bambu memerintahkan untuk
membangun rumah sakit baru dengan kapasitas besar dalam waktu satu minggu saja.
Gambar 1 : WNI yang di evakuasi dari Tiongkok (Sumber : https://ichef.bbci.co.uk/news/1024/branded_indonesia/9924/production/_110740293_coronanatunadua.jpg) |
Banyak
negara juga yang mulai menjaga ‘jarak’ dengan negara Tiongkok untuk sementara,
seperti membatasi kunjungan dari dan menuju negara tersebut. Namun penanganan
seperti itu mungkin hanya memperlambat penyebaran saja bukan menutup sama
sekali, karena masih ada jalan tikus bagi pengunjung dan pendatang yang keluar
masuk Tiongkok.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Ada
hal mengejutkan dari sebuah video yang sempat beredar di sebuah Rumah Sakit (RS)
di Tiongkok, seorang pasien yang dirawat disebuah RS Tiongkok meludahi perawat
yang merawatnya. Ia bahkan berujar yang kira – kira seperti ini, ‘jika aku mati,
maka kita akan mati bersama’.
Sesuai
dengan Prosedur Operasional Standar (SOP) para perawat yang menangani pasien
terjangkit Corona, memakai pakaian safety bernama Hazmat yang merupakan
singkatan dari Hazardous Materials, pakaian yang dikhususkan untuk
menangani materi berbahaya dan terkontaminasi. Pakaian ini menjaga agar perawat
dapat aman dan tidak kontak dengan materi yang ditangani.
Terkait
dengan pakaian ini, Penulis berpendapat, mengapa hanya perawat yang dipakaikan
pakaian Hazmat?, bukankah akan lebih
baik jika pasien juga dipakaikan Hazmat, agar lebih terjaga keamanan dari
penularan virusnya.
Selain
itu, jika dari pasien dan perawat yang dipakaikan Hazmat, proteksi yang didapat
akan berasal dari dua sisi. Mungkin pertimbangan kenyamanan pasien penggunaan
Hazmat hanya diperuntukkan bagi yang sehat, jika memang seperti itu mengapa
tidak diciptakan Hazmat khusus pasien?.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
Pertimbangan
penderita terjangkit Virus Corona yang terus bertambah setiap hari, tentu akan
lebih cepat tertangani sementara untuk mencegah penularan virus dari penderita
ke orang lain dengan dipakaikan Hazmat. Apalagi di RS, pasien yang berkunjung bukan
hanya penderita Corona, jika penderita Corona hanya menggunakan masker, belum
menjamin pengunjung RS yang sehat tidak tertular Corona.
------------------
Schrijver.
Penulis.
Yudha
BJ Nugroho.
Copyright.
2020.
Subscribe.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.