Kucuran Dana Ditengah Pandemi
Kebijakan social distancing dan physical
distancing yang dicanangkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus
Covid19, tentunya menimbulkan dampak nyata di masyarakat. Terutama para pekerja
harian yang setiap hari bekerja demi mendapatkan penghasilan bagi kebutuhan
hidupnya.
Sektor jasa merupakan salah satu yang
terdampak cukup besar, seperti contohnya Ojek Daring. Setiap hari mereka
berkeliling kota menawarkan jasa antar jemput, orang ataupun barang.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang mulai hari ini, 10 April 2020 diberlakukan di Jakarta, membuat para
pengemudi Ojek Daring mengalami penurunan orderan.
Dilansir pemberitaan
media elektronik, mereka dalam sehari bisa mendapatkan 10 hingga 15 orderan,
namun di hari pertama penerapan PSBB, hingga tengah hari mereka hanya
mendapatkan 2 hingga 3 orderan.
Bahkan pengguna aplikasi Ojek Daring di
sekitar Jakarta, mengalami pengubahan. Fitur pemesanan angkutan penumpang,
seketika menghilang, dan hanya menyisakan angkutan barang dan pemesanan makanan
saja.
Ilustrasi nyata dari penurunan pendapatan yang
cukup signifikan ini, praktis membuat banyak masyarakat kebingungan. Kebutuhan sehari
– hari yang tetap harus terus berjalan, namun pemasukan berkurang.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Untuk itulah pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan stimulus ekonomi guna membantu masyarakat yang kesulitan ditengah
pandemi covid19 ini.
Mulai dari penggratisan pemakaian listrik
bagi pelanggan 450 KV, hingga yang terbaru, mulainya distribusi Kartu Pra Kerja
yang menyasar para pekerja harian dan karyawan yang terkena pengurangan
perusahaaan tempat ia bekerja sebelumnya.
Gambar 2 : 6 Jaring Pengaman Sosial (Sumber : https://kuasakata.com/other/filemanager/userfiles/2020/April/7/Dana_Jaring_Sosial.jpg) |
Nominalnya pun cukup besar, bahkan mencapai
tiliunan rupiah, yang terbagi dalam beberapa program. Kartu Pra Kerja menjadi
salah satu program yang diamati Penulis. Program ini telah menjadi salah satu ‘jurus’
kampanye pada pilpres tahun lalu. Namun mengapa saat pandemi sepeti sekarang
program ini baru dijalankan.
Apakah memanfaatkan keadaan, ataukah karena
jeritan rakyat yang terdampak pandemi?.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kalau memang berniat menepati janji kampanye,
mengapa saat rakyat menjerit kenaikan iuran BPJS, Tarif Dasar Listrik beberapa
bulan lalu, tidak didengar sama sekali?.
Seharusnya saat itu, jika memang pemerintah
berniat menepati janji kampanye dan melindungi ekonomi masyarakat, saat itu
pula program ini dijalankan.
Malahan ditengah jeritan rakyat saat itu,
pemerintah dengan pongahnya malah mengumumkan ambisi untuk pindah
ibukota, dengan dalih pemerataan ekonomi.
Nah coba saat ini kita berfikir, dana yang
dikucurkan pemerintah saat ini sangatlah besar, triliunan. Ini menunjukkan
pemerintah sebenarnya punya dana dari pajak rakyat yang lebih dari cukup. Lantas
mengapa dengan besarnya dana tersebut, dahulu pemerintah masih getol
menaikkan iuran BPJS, padahal dimana-mana rakyat menolak.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Apakah dana tersebut sengaja disimpan untuk
pindah ibukota, ataukah untuk apa?.
------------------
Schrijver.
2020. ©. Yudha BJ Nugroho. All Right
Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.