Sinyal Reshuflle Menteri Kabinet di Era ‘New Normal’
Pembicaraan
mengenai marahnya Presiden saat rapat kabinet membahas penanganan Covid 19,
masih menjadi trending topik media. Banyak spekulasi atas publikasi video rapat
kabinet tersebut yang belakangan diketahui jika rapatnya telah berlangsung pada
18 Juni 2020, sedangkan videonya dipublikasikan pada 28 Juni 2020.
Menkes Terawan Agus Putranto. Ilustrasi. Sumber : https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/06/29/menteri-kesehatan-terawan-agus-putranto-2_169.jpeg?w=650 |
Terlepas
dari spekulasi yang beredar, Penulis saat ini memfokuskan pada isu reshuflle
yang diutarakan Presiden dalam kemarahannya. Pembubaran lembaga yang kurang
memberikan pengaruh juga tak luput dari semprotan
Presiden.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jika
memperhatikan video yang beredar, rekaman kamera saat Presiden mengeluarkan
ultimatum tersebut tertuju pada Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus
Putranto. Memang bidang kesehatan menjadi salah satu topik khusus yang menjadi
perhatian Presiden, berkaitan dengan alokasi dana penanganan pandemi Covid 19
yang belum maksimal terdistribusi.
Bagi
Penulis, sebenarnya ini bukan hal yang mengejutkan, karena sejak bergulirnya
pandemi ini, nama Menkes seakan memang ‘sengaja’ ditenggelamkan. Terlebih ada
pernyataan beliau tentang Covid 19 yang membuat telinga istana meradang. Beliau
berpendapat, Covid 19 adalah penyakit flu biasa, jangan terlalu panik, ia akan
sembuh sendiri sebagaimana jika kita terjangkit flu.
Penulis
sependapat dengan pernyataan Menkes tersebut, karena memang begitu adanya. Dari
pasien – pasien yang meninggal itu tidak ada yang murni hanya terjangkit Covid
19, pastilah ada penyakit penyerta. Dan tentu saja, sebagai seorang dokter,
Menkes tentulah sudah memahami betul penyakit Covid 19, dengan segala keahlian
dan pengalamannya sehingga beliau bisa mengeluarkan statement seperti itu.
Namun
entah mengapa, statement tersebutlah yang menurut Penulis memberatkan posisi
beliau saat ini yang tengah berada di pinggir jurang kejatuhan. Jika diperhatikan,
beliau tentu memiliki naluri yang serupa kala Menkes Siti Fadillah Supari
begitu getol terhadap WHO yang semena – mena terhadap Virus Flu Burung. Beruntungnya
ibu Siti, beliau didukung penuh oleh Presiden kala itu, meskipun melawan WHO
sekalipun.
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-format="fluid"
data-ad-client="ca-pub-3030644623537642"
data-ad-slot="6345313352">
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Hal
yang berbeda terjadi saat ini. Kala Menkesnya bersikap tegas, eh Pemerintahnya yang bingung, begitu
nurut dengan campur tangan WHO di dunia, dan akhirnya menyebar ketakutan pada
seluruh rakyat, bukannya menguatkan.
Kita
tunggu saja, bagaimana nasib Menkes kali ini, apakah beliau dipertahankan
ataukah disingkirkan dengan berbagai macam alasan kekurangan dalam mengatasi
Pandemi.
Ah, sudahlah biarkan rakyat yang
menonton dan menilai.
------------------
Schrijver.
Copyright.
©. 2020. Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.