Tepatkah Presiden 3 Periode
Tepatkah Presiden 3 Periode
Bergulirnya isu mengenai Presiden 3 Periode,
seketika menjadi saingan media dalam pemberitaan pernikahan Aurel dan Atta. Isu
ini sebenarnya bukan menjadi isu baru, namun menjadi mengemuka kala seorang
politikus senior Bapak Amien Rais berkomentar terkait dengan wacana dan isu
tersebut.
Ilustrasi Tiga Periode. Sumber : https://cdn.law-justice.co/posts/1/2019/2019-11-29/be208241a6cae7ac8d421603856f9c9e_1.jpg |
Beliau berkomentar melalui kanal youtube
pribadi nya yang seketika menjadi pembicaraan public. Komentar Amien Rais,
lebih cenderung pada kekhawatiran dan ketidaksetujuannya mengenai isu ini.
Seperti kita ketahui, saat ini Presiden Joko
Widodo sudah memerintah selama 2 periode berturut – turut dengan diusung oleh
Partai PDI – Perjuangan sebagai motor utama. Kepemimpinan beliau memang penuh
dengan warna – warni politik yang ‘gaduh’ terlebih di era media sosial seperti
sekarang ini.
Banyak kebijakan – kebijakan di masa
kepemimpinan beliau menjadi hiasan media setiap hari, baik itu pro dan kontra.
Seperti yang paling diingat adalah saat diputuskannya UU Cipta Kerja sebagai
acuan Undang – Undang yang baru. Bagi pihak yang kontra, kebijakan ini
disinyalir menjadi kebijakan yang tidak menguntungkan bagi rakyat kecil, namun
begitu melenakan kalangan borjuis.
Meskipun
banyak pula kebijakan beliau yang juga disukai masyarakat banyak, seperti
Perhutanan Sosial melalui Program TORA, Kartu Pra Kerja, pembangunan
infrastruktur yang masif di daerah – daerah terpencil. Terlebih di masa pandemi
saat ini, program – program bantuan tersebut lebih memberikan manfaat lebih
bagi rakyat kecil.
Berbagai
pengamat memberikan tanggapan mengenai isu ini, salah satu yang getol mendukung
adalah politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono. Beliau berpendapat dalam
sebuah media, bahwa 85% rakyat Indonesia menginginkan Presiden 3 periode,
meskipun ketika host menanyai beliau mengenai datanya, beliau berkelit.
Selanjutnya
ada M. Said Didu, beliau berpendapat jika presiden 2 periode itu adalah
komposisi yang sudah pas, bahkan Amerika Serikat saja yang menjadi cerminan
pemerintahan demokrasi juga 2 periode malah setiap periode hanya 4 tahun. Permerintahan
yang terlalu lama akan menimbulkan rasa otoritarian dalam pelaksanaannya.
Setiap
pemerintah dalam hal ini Presiden yang sedang menjabat, tentu memiliki elit
politik disekitarnya yang dekat dengan pribadi Presiden. Para elit ini tentu
menginginkan posisinya tetap dekat dengan sosok Presiden, yang tentu harus
mendukung sang presiden tetap menjabat. Ada 4 kelompok yang bisa jadi mendukung
isu 3 periode ini.
1.
Kelompok Penikmat Kekuasaan
2.
Kelompok Oligarki
3.
Kelompok yang takut kesalahannya dibuka jika rezim
berganti, dan
4.
Kelompok yang memperjuangkan perubahan ideology
Terlepas
dari ini semua, Presiden sendiri sudah memberikan komentar mengenai isu ini,
beliau menyatakan jika yang mendorong beliau untuk 3 periode itu seperti menampar
pribadi presiden sendiri. Namun menurut Penulis, pernyataan ini kurang tegas. Seperti
kita ketahui, keputusan politik Indonesia saat ini ditentukan oleh sebagian
golongan yang tergabung dalam partai politik, dan setiap anggota partai politik
di Indonesia selalu sejalan dengan keputusan Ketua Umumnya.
Presiden
saat ini merupakan anggota dari partai politik PDI – Perjuangan yang jika
keputusan ketua umumnya menunjuk beliau untuk maju kembali, ia pasti akan susah
untuk berkelit. Terlebih jika suatu saat UUD ’45 jadi untuk diamandemen.
Pada
saat beliau menjadi Walikota Jakarta beberapa tahun lalu, beliaupun sempat
ditawari jika seandainya beliau dicalonkan menjadi presiden. Apa jawaban
beliau?. Beliau menjawab, tidak ada pemikiran kesana, saya hanya ingin bekerja.
Tapi hasilnya, dapat kita lihat saat ini.
Setiap keputusan politik, harus selalu
diberi sedikit ruang untuk ketidakpercayaan.
----------------------
Schrijver.
Copyright. ©. 2021. Yudha BJ Nugroho. All
Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.