Gagal Vaksin, Karena NIK Dipakai Orang Lain, Kok Bisa?
Ilustrasi Vaksinasi Nasional. Sumber : https://cdn2.webdamdb.com/1280_wCz10Ww35Ru4.jpg?1617614249 |
Baru
– baru ini ada berita mengejutkan terkait dengan vaksinasi. Bukan karena dampak
vaksinnya atau kesulitan mendapatkannya, namun karena data Nomor Induk
Kependudukan Kartu Tanda Penduduk (NIK KTP) yang diduga ganda, sehingga nomor
NIK yang sama telah terdaftar dan dipakai orang lain.
Seperti
kita ketahui, bagi siapapun yang mengikuti program vaksinasi, diawal masa
registrasi akan diinput nomor NIK yang akan masuk database nasional sebagai
penerima vaksin. NIK ini pula yang akan menampilkan sertifikat vaksinasi
sebagaimana bila di cek di website pedulilindungi.id. NIK tentunya
adalah kombinasi angka unik yang dimiliki setiap warga negara Indonesia
semenjak ia lahir dan mendaftar pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil setempat.
NIK
ini pula yang lebih akrab kita kenal sebagai nomor KTP. Sehubungan dengan
berita yang beredar, entah bagaimana saat program vaksinasi ini digencarkan,
muncul dugaan NIK ganda, karena NIK seseorang telah digunakan ditempat lain.
Bahkan ada yang NIK yang terdaftar atas nama warga negara asing (WNA).
Sejak
berita ini muncul, Penulis berpikir, bagaimana bisa ketidakberesan database NIK
ganda ini terendus saat program vaksinasi?, bagaimana saat pemilu dan pilkada
beberapa tahun sebelumnya, mengapa tidak terlacak masalah ini?
Bila
dilihat saat Pemilu dan Pilkada berlangsung, berita terkait dengan Daftar
Pemilih Tetap (DPT) ganda juga tercium, namun buru – buru dibantah oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU)dan mengatakan jika data DPT nasional adalah valid dan sah.
Jika kasus NIK ini
mencuat kembali karena bukti adanya NIK terpakai untuk vaksinasi, berarti benar
dugaan DPT ganda beberapa tahun tersebut.
Kementerian Dalam
Negeri adalah pihak yang paling bertanggung jawab untuk memberikan klarifikasi
atas masalah ini, karena database nasional terkait dengan KTP semua tercatat di
satu tempat. Sekira nya NIK ganda ini sudah bermula saat Pemilu dan Pilkada,
apakah bisa saat ini masyarakat Indonesia mempertanyakan kevalidan dan
ke-sah-an hasil Pemilu beberapa tahun lalu?
Bagaimanapun juga, antusiasme
maysrakat Indonesia atas program vaksinasi nasional ini cukup besar. Penulis
tidak mempertanyakan motivasinya, apakah karena paksaan, terpaksa, ataukah demi
bisa bepergian keluar daerah. Tapi yang jelas, semoga herd immunity yang ditargetkan akan terbentuk setelah program
vaksinasi nasional ini.
--------------------
Schrijver.
Copyright. ©. 2021.
Yudha BJ Nugroho. All Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.