Tangan Kanan Berbagi, Tangan Kiri Merekam
Ilustrasi. Sumber ; https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1628643793/rkbxuymhdc1iwqwi4xtp.png |
Fenomena
berbagi sepertinya sedang marak, terlebih dimasa pemberlakuan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) saat ini. Semua orang berlomba – lomba
dalam hal kebaikan, menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk mendapatkan
kebahagiaan hati karena membantu sesama.
Namun, ada suatu tindakan ‘dokumentasi’ yang
mengiringi kegiatan berbagi ini. Sebagian masyarakat menganggap tindakan ini
adalah pamer atau riya’, sebagian yang lain menganggap ini suatu inspirasi. Dari
beberapa sumber yang Penulis jadikan rujukan, beberapa orang yang berbagi
dengan dokumentasi ini adalah influencer media yang sengaja mengambil kegiatan
tersebut sebagai konten media sosial mereka.
Alasan mereka, hanya ingin membuat Snowball effect atas tindakannya, sehingga
apa yang mereka lakukan dapat menularkan ke orang lain, dan terus menerus
bersambut. Konten berbagi media www.youtube.com hanya merupakan sarana, dan pendapatan Google AdSense
hanya bonus semata.
Banyak kalangan yang saat ini mengikuti
trend berbagi dengan dokumentasi ini. Publik figur, artis ternama, hingga dari
kalangan biasa, kesemuanya mungkin berawal dari niat hati semata, dan mencoba
memposting dalam akun youtube mereka. Meskipun tanpa disangka pundi – pundi rezeki
terus menerus mengalir seiring dengan ramainya penonton yang mengunjungi
postingan mereka.
Pendapatan inilah yang membuat mereka merasa
‘dari rezeki yang saya dapat, ada hak bagi orang lain’. Inilah yang membuat
mereka terus – menerus melakukan kebaikan dengan cara demikian.
Sebenarnya tuduhan pamer atau inspirasi ini
hanya Tuhan dan orang tersebut yang tahu. Bantuan yang diberikan tentunya
bermanfaat bagi yang menerimanya, meskipun dari Penulis sendiri berfikir,
apakah tindakan membantu ini kewajiban masyarakat kepada masyarakat lainnya,
ataukah pemerintah kepada masyarakatnya?. Meskipun jika diingat, pemerintahpun
jika membantu didokumentasikan juga kok.
Terlepas dari itu semua, ada sebuah
pengingat bagi kita yang mungkin belum tergerak hatinya untuk membantu seperti
mereka. Mana yang lebih baik, orang yang jahat namun rajin berbagi, ataukah
seorang yang rajin beribadah namun kikir?. Kedua – duanya baik, yang jahat suka
berbagi, semoga suatu saat dengan kebaikannya ia akan menjadi seorang ahli
ibadah, dan yang rajin beribadah namun kikir, semoga suatu saat dengan
ibadahnya menyadarkan ia untuk mulai berbagi.
Lantas siapa yang buruk, Kita, yang hanya
bisa berkomentar tanpa melakukan apa – apa.
---------------------
Schrijver.
Copyright. ©. 2021. Yudha BJ Nugroho. All
Right Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.