Minyak Goreng Langka di Negeri Jutaan Blok Afdeling
Sumber : https://www.asianagri.com/images/faqs/is-palm-oil-good-for-you.jpg |
Sepanjang
Bulan Februari ini, berita kelangkaan minyak goreng menjadi topik pembicaraan
utama. Headline berita nasionalpun tak lepas dari pemberitaan ini, mulai dari
antrian operasi pasar, ibu – ibu rebutan di swalayan dan supermarket, hingga
dugaan permainan kartel yang menimbun stok minyak goreng dipasaran.
Sementara dugaan penimbunan
muncul di pemberitaan nasional. Sebuah gudang penyimpanan milik beberapa
swalayan tersidak penuh dengan jutaan liter minyak goreng yang entah sengaja
ditimbun atau memang belum terdistribusi. Ada selentingan pula, minyak goreng
yang disimpan merupakan stok lama yang masih menggunakan harga lama sehingga
masih mahal.
Beberapa swalayan besar di tempat
Penulis tinggalpun, juga menjual minyak goreng dengan harga yang masih mahal.
Informasi dari kasir pun sama, minyak goreng stok lama, dengan harga lama.
Awal mula
kelangkaan ini berawal sejak naiknya harga minyak goreng kemasan di pasaran
yang mencapai Rp. 21.000/Liter hingga Rp. 23.000/Liter untuk kemasan premium,
dan Rp. 17.500/Kg hingga Rp. 19.000/Kg untuk minyak goreng curah. tapi,
meskipun harganya mahal, stok dirasa masih banyak, dan belum tercium adanya
kelangkaan.
Saat
ditetapkannya secara resmi oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi untuk
minyak goreng satu harga Rp. 14.000/Liter dalam kemasan premium pada 19 Januari
2022 lalu, panic buying mulai melanda
dimana – mana. Swalayan diserbu dan seakan menjadi hari paling hectic bagi penjaga kasir.
Penyebaran Sawit di Indonesia, 2018. Sumber : https://bit.ly/3p6xpeH |
Masyarakat mengira,
penetapan minyak goreng satu harga ini hanya berlaku di hari itu saja, sehingga
tujuan penetapan satu harga ini untuk menstabilkan harga dipasaran, justru
malah membuat kelangkaan stok minyak goreng akibat pembelian masyarakat yang
tidak terkontrol. Bagi yang memiliki rezeki lebih, tentu akan membeli dalam
jumlah besar.
Akhirnya apa,
beberapa minggu setelahnya, stok minyak goreng kemasan di beberapa swalayan
mulai kosong, padahal harga minyak goreng Rp. 14.000/Liter masih berlaku. Stok
yang kosong akibat panic buying ini
akan menjadi mata rantai yang akan sulit diakhiri. Mindset ini akan terus berulang, ketika swalayan mulai restock kembali, masyarakat pasti akan
menyerbu, dan stok pun kembali habis. Begitu seterusnya.
Kelangkaan
ini harus diakhiri mulai dari perbaikan Mindset
konsumen itu sendiri. Apapun akan langka jika panic buying terhadap suatu komoditas terjadi. Memang Indonesia
memiliki jutaan hektar kebun kelapa sawit, namun menjadikan minyak goreng dari
buah sawit itu butuh proses, bukan sehari jadi. Tidak semudah memeras buah
sawit, langsung siap digunakan menggoreng.
Jika proses
pembuatan minyak sawit ini masih lebih lambat, dibandingkan dengan laju
konsumsi, maka pastilah pemenuhan kebutuhan dipasaran akan selalu terjeda. Saat
ini, setiap individu menjadi penimbun minyak goreng di rumah masing – masing,
“mumpung masih murah, beli yang banyak lah”. Begitu pikirnya.
--------------
Schrijver.
Copyright. ©. 2022.
Yudhabjnugroho. All Right Reserved.
Subscribe.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.