Polisi India Pernah di Balikpapan
February 09, 2022
Oleh Handry Jonathan
Menyebut seragam baru Satpam Indonesia mirip polisi India
tentu merupakan sebuah candaan. Namun jangan salah, dulu polisi India memang
pernah ada dan bertugas di Balikpapan. Polisi India di Balikpapan didatangkan
oleh perusahaan Inggris, Shell, induk BPM yang mengolah minyak di Balikpapan.
Wajar Shell mendatangkan polisi dari India karena negeri
Bollywood itu adalah koloni Inggris. Pada masa itu, secara de facto Balikpapan
merupakan koloni Inggris dalam wilayah kekuasaan Belanda. Shell memerlukan
tenaga polisi dari India untuk mengamankan pengolahan dan pengilangan minyak
miliknya di Balikpapan.
Hal ini menjadi sorotan Conrad Theodore van Deventer
ketika menjadi anggota parlemen Belanda. Van Deventer menyoroti kru kapal-kapal
berbendera Belanda di Balikpapan yang malah lebih fasih berbahasa Inggris. Tak
hanya polisi India, pekerja asal Inggris mendominasi tenaga asing di
Balikpapan.
Hal ini diungkapkan oleh Ita Syamtasiyah Ahyat dalam tesis
magisternya di Universitas Indonesia (1991). Bagaimana ceritanya sampai Inggris
mendominasi Balikpapan, bahkan sampai ada anggapan mengoloni Balikpapan?
Selama ini kita mengetahui Balikpapan sebagai kota yang
dibangun oleh Belanda. Bahkan boleh dikatakan Balikpapan “ditemukan” oleh
meneer Belanda, Jacobus Hubertus Menten. Usai menemukan minyak di Sangasanga,
Menten membangun pengolahan dan pelabuhan minyak di Balikpapan. Ia pun sempat
mengeksploitasi minyak di Balikpapan.
Menten memang berjasa sebagai sosok yang memulai industri
minyak di Balikpapan. Namun cerita Menten tidak panjang di Balikpapan karena
praktis selanjutnya industri minyak di Balikpapan dikerjakan secara profesional
oleh perusahaan internasional. Sejak awal, Menten mendapatkan modal dari Walter
Samuel, pebisnis asal Inggris.
Di Inggris Walter tidak hanya terkenal sebagai pemilik
perusahaan Shell yang bergerak di bidang perkapalan dan perminyakan. Walter
pernah menjadi sheriff, bahkan Wali Kota London. Ia juga memiliki gelar
bangsawan “sir” dari Kerajaan Inggris.
Walter Samuel juga adalah sosok penting dalam sejarah
perminyakan dunia. Ia adalah mitra bisnis Alphonse Rothschilds pendiri
perusahaan minyak Bnito Oil. Walter disejajarkan dengan John D Rockefeller,
pemilik Standard Oil yang dianggap orang terkaya Amerika Serikat di era modern.
Namun sulit mencari jejak atau pun catatan Walter pernah
ke Balikpapan seperti Menten. Daniel Yergin dalam bukunya “The Prize: The Epic
Quest for Oil, Money, and Power” menyebutkan, urusan Walter di Kutai dan
Balikpapan diwakilkan oleh keponakannya, Mark Abraham.
Kendati sejak awal minyak di Balikpapan dikerjakan atas
nama NIIHM (Nederlandsche-Indische Industrie en Handels Maatschappij),
operasionalnya dikendalikan oleh Inggris. Insinyur-Insinyur Inggris yang
membangun kilang, pelabuhan, bahkan rel kereta di Balikpapan. Jadi wajar saja,
Inggris terlihat mendominasi di Balikpapan.
Pada 1907 Shell terpaksa harus merger dengan Royal Dutch
Petroleum, perusahaan minyak Belanda yang dipimpin Henry Deterding. Merger
keduanya inilah yang kemudian membentuk Bataafsche Petroleum Maatschappij
(BPM), perusahaan Belanda dengan roh Inggris di dalamnya. Shell memiliki 40
persen saham, sedangkan Royal Dutch menguasai 60 persen sisanya.
Perusahaan hasil merger ini justru terus berkembang
sampai sebelum Jepang menduduki Balikpapan. Pada masa Jepang, Mitsubishi Oil
mengerjakan industri minyak di Balikpapan. Usai kemerdekaan, perusahaan Inggris
ini kembali beroperasi di Balikpapan sampai 1960an sebelum mengalami
nasionalisasi menjadi Permina (lalu Pertamina).
Selain karena perusahaan minyak, Balikpapan sempat
menjadi sangat Inggris pada 1945. Saat operasi tentara Sekutu di Balikpapan,
mereka menggunakan nama-nama Inggris sebagai sandi militer Balikpapan. Hal ini
masih dapat kita lihat dalam peta peninggalan Operasi Oboe Two yang tersimpan
di Australian War Memorial.
Persimpangan Gunung Sari dan Gunung Malang Balikpapan
disebut sebagai Blyth’s Junction. Jalan Ahmad Yani disebut dengan Valley Road.
Sementara Jalan Sudirman disebut dengan istilah Vasey Highway. Nama Vasey
diambil untuk menghormati Jenderal George Vasey, salah seorang veteran perang
Australia.
Jejak Inggris di Balikpapan memang nyaris tak terlihat.
Balikpapan bukan Singapura atau Hongkong yang kental dengan jejak Inggris.
Jangankan jejak Inggris, jejak sendiri pun sulit dicari di Balikpapan.
Seandainya jejak-jejak masa lalu Balikpapan bisa dirawat
dan dilestarikan. Ah! Maaf kalau itu masih jadi mimpi saya. Iya, mimpi saya,
bukan mimpi Mba Lidia atau Mba Kinan. Biar saja mereka bermimpi ke Kapadokia.
Mimpi saya adalah Balikpapan yang lebih baik. Selamat ulang tahun, Balikpapan!
----------------
Schrijver.
Copyright. ©. 2022. Yudha BJ Nugroho. All Right
Reserved.
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.