Rekam Jejak Menteri Satryo yang Didemo Anak Buahnya hingga Dituding Arogan: Lahir di Belanda hingga Dikenal sebagai Ilmuwan di Kampus ITB
Potret Mendiktisaintek RI Satryo Soemantri Brodjonegoro yang didemo ratusan pegawai ASN di Kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, pada Senin, 20 Januari 2025. (Dok. Kemkomdigi) |
YUDHABJNUGROHO – Pemblokiran aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS) ramai diperbincangkan masyarakat internasional dan resmi diterapkan pada Minggu, 19 Januari 2025.
Sedang ramai dibicarakan mengenai demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang berlangsung di Jakarta, pada hari Senin, 20 Januari 2025.
Di area depan kantor Kemdiktisaintek, sejumlah ASN terlihat melakukan aksi dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya dan Bagimu Negeri.
Aksi protes yang dilakukan oleh ratusan ASN ini dipicu oleh pemecatan mendadak yang diduga menimpa salah seorang pegawai Kemdiktisaintek, Neni Herlina.
"Mungkin ada kekeliruan dalam pelaksanaan tugas sehingga timbul fitnah atau kecurigaan bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal sebenarnya tidak demikian," ujar Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno saat aksi tersebut.
Ketua Paguyuban Pegawai Dikti tersebut menyatakan bahwa aksi diikuti oleh kurang lebih 235 pegawai ASN.
Suwitno mengklaim bahwa tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk menyampaikan keluhan para ASN kepada Menteri Dikti, Satryo Soemantri Brodjonegoro, agar diketahui oleh publik, terutama kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
"Kami hanya ingin menyampaikan hal ini kepada pejabat, khususnya kepada Bapak Presiden yang telah mengangkat beliau (Satryo Soemantri Brodjonegoro) sebagai menteri," tegasnya.
ASN Sindir Perilaku Menteri Satryo Lewat Spanduk
Dalam aksi yang sama, ratusan pegawai ASN terlihat membawa spanduk yang bertuliskan 'Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri'.
Selain itu, terdapat spanduk yang juga menunjukkan kritik kepada Menteri Satryo:
"Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan pelayan keluarga," teriak para ASN sambil menunjukkan sindiran kepada Menteri Satryo sesuai yang tertulis di spanduk.
ASN dari Kemdiktisaintek ini melakukan demonstrasi menentang kepemimpinan Menteri Satryo yang dianggap memiliki perilaku yang menyebalkan.
Sementara di depan gedung Kemdiktisaintek, terdapat spanduk bertuliskan: 'Pak Presiden, lindungi kami dari menteri yang pemarah, suka bertindak kasar, dan mudah memecat'.
Melihat situasi ini, mari kita tinjau kembali perjalanan karier Menteri Satryo yang diprotes oleh bawahannya di Kantor Kemdiktisaintek pada hari Senin, 20 Januari 2025. Berikut adalah ulasan selengkapnya:
1. Menteri Era Prabowo yang Lahir di Belanda
Dikenal dengan nama lengkap Satryo Soemantri Brodjonegoro, beliau lahir di Delft, Belanda pada tanggal 5 Januari 1956.
Saat ini, Satryo menjabat sebagai Mendiksaintek di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran untuk periode 2024-2029.
Satryo adalah anak dari Soemantri Brodjonegoro, yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1973.
Di masa pendidikannya, Satryo merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia pernah meraih gelar doktor di bidang teknik mesin dari Universitas Tokyo, Jepang, serta mendapatkan gelar PhD dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.
2. Karier Kepemimpinan Dimulai dari Ketua Jurusan Teknik Mesin di ITB
Menurut informasi dari laman KSI Indonesia, perjalanan karier kepemimpinan Satryo dimulai ketika dia terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin di ITB pada tahun 1992.
Warga kampus ITB kini mengenalnya sebagai seorang ilmuwan yang telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah.
Di samping itu, Satryo juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti pada periode 1999-2007.
Beliau juga pernah menjadi Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia antara tahun 2018-2023.
3. Pernah Menerima Penghargaan Bintang Tanda Jasa dari Kedutaan Jepang
Karena prestasi serta kontribusinya dalam bidang pendidikan, Satryo telah mendapatkan berbagai penghargaan.
Salah satu di antaranya adalah Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB yang diraih oleh Satryo pada bulan Maret 2010.
Di samping itu, Satryo juga pernah memperoleh penghargaan Bintang Tanda Jasa ‘The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon’ dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia pada bulan November 2016.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.