Kelangkaan Elpiji 3 Kg di Pelosok Desa Hingga Berujung Maut, Setelah Seloroh Menteri Bahlil Sebut Gas Melon 'Tidak Langka'
![]() |
Potret video amatir terkait warga Pamulang, Banten (kiri) dan warga Demak, Jawa Tengah (kanan) yang viral usai dikabarkan meninggal dunia akibat antre gas melon. (X.com / @Aira922 - @Jumianto_RK) |
YUDHABJNUGROHO – Saat ini, masyarakat Indonesia tengah memperdebatkan soal masalah penjualan Elpiji 3 kilogram (kg) yang bersubsidi, yang hanya boleh dilakukan melalui titik distribusi resmi dari Pertamina.
Di awal tahun ini, pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan tersebut yang berlaku mulai 1 Februari 2025. Langkah ini diambil untuk menjamin distribusi subsidi yang tepat dan menghindari adanya penyimpangan yang merugikan.
Namun, di lapangan, kebijakan ini dinilai menyebabkan kekurangan, sehingga banyak orang di berbagai daerah rela berdiri antre panjang demi mendapatkan Elpiji 3 kg, yang sering disebut Gas Melon.
Banyak video viral di media sosial menunjukkan antrean panjang untuk Gas Melon, yang bahkan berujung pada insiden tragis. Berikut ini adalah beberapa kejadian tersebut:
1. Penjual Nasi Uduk di Pamulang Diduga Meninggal Karena Kelelahan Saat Antre Gas Melon
Pada tanggal 3 Februari 2025, berita menyedihkan muncul tentang seorang perempuan berusia 62 tahun bernama Yonih, seorang penjual nasi uduk di Pamulang, Banten.
Yonih diduga meninggal setelah kelelahan akibat menunggu dalam antrean untuk mendapatkan Gas Melon di sekitar tempat tinggalnya yang terletak di Jalan Beringin, Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Kejadian tragis ini terjadi setelah Yonih berhasil sampai di rumahnya setelah melewati antrean panjang untuk mendapatkan Gas Melon dari penyalur resmi di lokasi tersebut.
2. Seorang IRT Tewas Terseret Truk Ketika Mencari Gas Melon di Grobogan
Pada tanggal 4 Februari 2025, juga dilaporkan tentang kematian seorang ibu rumah tangga (IRT) yang terseret truk saat sedang menghadapi pencarian Gas Melon di Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah.
Wanita yang meninggal itu bernama Tri Lestari, seorang penduduk Kecamatan Dempet, Demak, Jawa Tengah, berusia 48 tahun.
Dalam insiden tersebut, Lestari mengalami kecelakaan saat mengendarai motornya dan terseret oleh truk di Jalan Semarang-Grobogan pada hari Selasa, 4 Februari 2025.
Motornya terjatuh ke arah yang salah dan Gas Melon yang dibawanya terlontar.
Kejadian ini menggambarkan adanya masalah kekurangan yang dialami di berbagai desa dan kecamatan di seluruh Indonesia.
Sehubungan dengan masalah antrean Gas Melon ini, banyak pihak memberikan komentar. Berikut adalah ringkasan tanggapan terkait.
Menteri Bahlil: Tidak Ada Kekurangan Gas Melon
Dalam kesempatan lain, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa kebijakan terbaru mengenai penjualan Gas Melon tidak menciptakan kondisi kekurangan bagi masyarakat Indonesia.
“Sesungguhnya, tidak ada kelangkaan LPG, tidak ada. Kenapa? Karena semua kebutuhan dari tahun 2024 ke 2025, volumenya tetap sama, dan kami sedang mempersiapkannya,” ungkap Bahlil kepada awak media di Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu, 2 Februari 2025.
Bahlil juga menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyusun peraturan untuk mengubah status para pengecer menjadi titik distribusi resmi agar masyarakat bisa membeli dengan harga yang wajar langsung dari tempat distribusi.
Menyikapi krisis yang terjadi, Presiden Prabowo Subianto kemudian berkoordinasi dengan DPR untuk menanggapi aspirasi publik mengenai kekurangan Gas Melon di berbagai wilayah.
Sebagai hasilnya, Prabowo memerintahkan Menteri Bahlil untuk mengaktifkan kembali pengecer gas LPG 3 kg.
Mengatur Ulang Pengecer Elpiji 3 kg
Pada suatu kesempatan yang lain, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan hasil pembicaraan antara DPR dan pemerintah.
Dasco menyatakan bahwa Prabowo telah meminta Menteri Bahlil untuk menghidupkan kembali penjual gas Elpiji 3 kg.
"Presiden Prabowo memberikan instruksi kepada Menteri ESDM untuk mengaktifkan lagi para penjual gas LPG 3 kg sambil mengorganisir mereka menjadi agen sub pangkalan secara bertahap," tegas Dasco kepada wartawan di Jakarta, pada Selasa, 4 Februari 2025.
Dasco menyoroti bahwa keputusan tersebut diambil oleh Kementerian ESDM untuk merapikan harga di kalangan penjual, namun melihat keadaan di lapangan terkait pembelian Elpiji 3 kg, Prabowo pun mengambil tindakan.
Prabowo: Pengecer Diperbolehkan Menjual Kembali Gas Melon
Dalam kesempatan yang serupa, Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan bahwa Prabowo telah memutuskan agar para penjual dapat menjual kembali Elpiji 3 kg mulai hari ini, Selasa, 4 Februari 2025.
"Sebenarnya ini bukan kebijakan dari Presiden yang melarang sebelumnya, tapi karena kondisi yang ada, Presiden memutuskan untuk turun tangan," jelas Dasco.
"Untuk memberikan instruksi agar para penjual bisa beroperasi lagi sambil menjadikan mereka sebagai sub pangkalan, semua administrasi dapat berjalan bersamaan," tutupnya.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.