Update Nego Dagang RI ke AS: Airlangga Klaim Tak Bahas 'Pasar Barang Bajakan' usai Mangga Dua Disorot Trump
![]() |
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) dan Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto (kanan). (Instagram.com / @potus - @airlanggahartarto.official) |
YUDHABJNUGROHO – Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa isu mengenai kawasan Mangga Dua sebagai 'pasar barang bajakan' yang diangkat oleh Amerika Serikat dalam laporan perdagangan terbaru, tidak termasuk dalam agenda negosiasi dagang bilateral antara RI dan AS.
Sebelumnya, berdasarkan kebijakan Presiden AS, Donald Trump dalam National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers 2025, Pasar Mangga Dua di Jakarta disebut sebagai titik utama untuk peredaran barang ilegal dan palsu.
AS juga memasukkan Pasar Mangga Dua ke dalam kategori pasar dengan pelanggaran serius terhadap hak kekayaan intelektual.
Baru-baru ini, Airlangga menyatakan bahwa topik tersebut tidak dibahas dalam pertemuan teknis antara pemerintah Indonesia dan pejabat tinggi AS.
Menko Perekonomian RI juga menegaskan bahwa dalam agenda negosiasi dagang bilateral dengan AS, tidak terdapat detail yang esensial.
"Tidak ada diskusi mengenai Mangga Dua, jadi ini bukan detail yang krusial. Jadi ini memang pertanyaan yang berkembang, banyak variasinya seperti materi bimbingan belajar," ungkap Airlangga dalam konferensi pers daring yang disiarkan pada Jumat, 25 April 2025.
Airlangga mengungkapkan, fokus utama dalam negosiasi RI dengan AS berkaitan dengan penguatan koneksi perdagangan dan investasi, bukan isu-isu sektoral yang bukan menjadi prioritas strategis.
Menko Perekonomian RI menyatakan bahwa pemerintah lebih berkonsentrasi pada pengembangan sektor industri domestik dengan mendorong inovasi dalam teknologi.
Selain itu, fokus dalam negosiasi juga meliputi isu energi yang ramah lingkungan, penguatan sumber daya manusia, dan peningkatan akses pasar global.
Airlangga menilai, hal ini penting mengingat RI baru bergabung dengan BRICS yang dianggap sebagai pintu gerbang pasar baru.
"Ini adalah perubahan yang cukup signifikan. Tentunya, Indonesia baru saja bergabung dengan BRICS, dan ini membuka akses pasar baru," jelas Airlangga.
"Selain itu, keanggotaan Indonesia dalam CPTPP juga akan membuka kesempatan pasar baru, khususnya untuk Inggris, Meksiko, dan beberapa negara di Amerika Latin lainnya," tambahnya.y©
No comments
Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.