Viral di Indonesia, Pemilik Studio Ghibli Merasa Terhina dengan Tren di ChatGPT : Teknologi AI Merupakan Penghinaan Seni - yudhabjnugroho™
Friday, April 11.

Header Ads

  • Breaking News

    Viral di Indonesia, Pemilik Studio Ghibli Merasa Terhina dengan Tren di ChatGPT : Teknologi AI Merupakan Penghinaan Seni

    Hayao Miyazaki Kritik Keras Terhadap Tren Studio Ghibli di ChatGPT. (instagram.com/hayao.miyazaki.ghibli)

    YUDHABJNUGROHO
      OpenAI baru saja meluncurkan fitur penciptaan gambar terbaru di platform ChatGPT-4o yang memungkinkan pengguna untuk menghasilkan karya dengan karakteristik unik dari Studio Ghibli.

    Fitur ini dengan cepat viral di media sosial, dengan banyak pengguna yang mengubah foto diri, hewan peliharaan, bahkan tokoh politik menjadi gambar dengan gaya animasi yang terkenal tersebut.

     

    Namun, tidak semua orang menerima tren ini dengan semangat positif.

     

    Hayao Miyazaki, salah satu pendiri Studio Ghibli, dikenal sebagai pengkritik keras terhadap penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia seni.

     

    Miyazaki telah lama mengungkapkan pandangan skeptisnya mengenai AI dalam konteks seni.

     

    Ia berpendapat bahwa meskipun AI memiliki kemampuan untuk meniru bentuk dan gerakan, teknologi ini tidak mampu menangkap inti dari emosi manusia yang terkandung dalam karya seni.

     

    Menurut Miyazaki, seni bukan hanya tentang menciptakan gambar atau animasi yang indah, melainkan juga tentang mencerminkan emosi dan pengalaman manusia.

     

    "Saya tidak akan pernah menggunakan teknologi seperti ini (AI) dalam karya-karya saya. Saya percaya bahwa teknologi AI ini merupakan penghinaan terhadap keberadaan dan seni," katanya pada Jumat, 4 April 2025.

     

    Salah satu momen paling dikenal yang menunjukkan penolakan Miyazaki terhadap AI terjadi di tahun 2016.

     

    Saat itu, ia menghadiri presentasi dari Dwango Artificial Intelligence Laboratory, yang menampilkan animasi makhluk tanpa kepala yang bergerak aneh, hasil dari algoritma AI.

     

    Alih-alih terkesan, Miyazaki merasa terganggu dan menyatakan bahwa para pencipta AI tersebut tidak mengerti nilai dari kehidupan dan seni.

     

    Ia menyebut teknologi seperti ini "menyedihkan."

     

    Fenomena gambar Ghibli yang diciptakan oleh AI di ChatGPT menimbulkan kembali perdebatan mengenai hak cipta.

     

    Di Jepang, hukum memungkinkan penggunaan karya seni untuk melatih AI dalam mendukung kemajuan teknologi.

     

    Namun, banyak ahli hukum berpendapat bahwa jika hasil karya AI terlalu mirip dengan kreasi asli yang memiliki hak cipta, hal ini bisa dianggap sebagai pelanggaran.

     

    Bagi Miyazaki, fenomena ini tidak hanya soal hukum, tetapi juga mengenai bagaimana AI dapat mengikis nilai seni itu sendiri.

     

    Sebagai seorang seniman yang telah mengabdikan puluhan tahun untuk menciptakan animasi yang berjiwa, Miyazaki menegaskan bahwa teknologi seperti AI tidak akan mampu menggantikan kreativitas manusia.y©

    No comments

    Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda.

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad